Liputan6.com, Jakarta - Otoritas India menuduh Pakistan sengaja menggunakan jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat (AS) dalam serangannya di Kashmir, membuka kemungkinan pertikaian diplomatik atas penyebaran pesawat militer oleh satu sekutu Washington terhadap yang lain.
India mengatakan pihaknya menggunakan gabungan pesawat MiG-21 Bison, Su-30 MKI dan Mirage-2000 untuk mencegat jet Pakistan, demikian sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Jumat (1/3/2019).
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, India juga mengklaim telah memiliki bukti puing-puing rudal jarak menengah AIM-120, yang ditembakkan oleh jet F-16 milik Pakistan.
"Angkatan Udara India juga melacak jejak digital dari pesawat F-16, yang salah satunya jatuh ditembak di wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan," kaa Wakil Marsekal udara R.G.K. Kapoor, mengatakan di New Delhi, Kamis 28 Februari.
Di lain pihak, Pakistan membantah telah menggunakan --atau kehilangan unit-- F-16 dalam serangan di Kashmir.
Sementara itu, pemerintah AS memantau dengan cermat situasi di Khasmir, menurut seorang pejabat kementerian luar negeri setempat.
"Ada cukup bukti untuk menunjukkan bahwa F-16 digunakan dalam misi ini dan Pakistan berusaha untuk menyembunyikan fakta tersebut," kata Kapoor dalam briefing pers bersama dengan angkatan bersenjata India.
"Pesawat Pakistan yang mencoba menargetkan instalasi militer India dicegat oleh pesawat tempur IAF, yang menggagalkan rencana mereka," lanjutnya.
Simak video pilihan berikut:
Tidak Bisa Digunakan untuk Melawan Negara Lain
Penjualan jet tempur F-16 buatan Lockheed Martin Corp ke Pakistan mengamanatkan bahwa mereka hanya diterbangkan untuk operasi kontra-terorisme, menurut Rahul Bedi, seorang analis dari Janes Information Services, yang berbasis di New Delhi.
"Pesawat-pesawat itu tidak bisa digunakan melawan negara lain," katanya.
Sementara itu, hubungan AS dengan Pakistan memburuk dalam beberapa tahun terakhir, dan pada 2016, Kongres di Washington menolak memberikan subsidi bagi Islamabad untuk membeli F-16 baru.
Kemudian tahun lalu, Presiden AS Donald Trump memotong sekitar US$ 2 miliar (setara Rp 28,2 triliun) bantuan keamanan ke Pakistan, di mana mengklaim bahwa Islamabad tidak berbuat banyak untuk menekan kelompok-kelompok pemberontak.
Advertisement