Berawal dari Ide Habibie, Inilah 6 Fakta MRT Jakarta

Tahukah kamu bahwa MRT Jakarta adalah usulan B. J. Habibie? Berikut Liputan6.com hadirkan 6 fakta menarik MRT Jakarta.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Mar 2019, 20:00 WIB
Presiden Joko Widodo bersama Menhub Budi Karya Sumadi, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Ketua DPRD Jakarta Prasetyo Edi Marsudi turun dari kereta MRT di Stasiun Bundaran HI, Jakarta, Selasa (6/11). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Warga Jakarta dan sekitarnya sudah dapat menjajal Mass Rapid Transit/Moda Raya Terpadu alias MRT Jakarta di akhir Maret 2019. Sebelum resmi beroperasi, PT MRT Jakarta akan melakukan uji coba pada 12 Maret 2019.

Meski diresmikan pada tahun ini, sebetulnya gagasan pembangunan MRT sudah ada sejak tahun 90-an. Sementara PT MRT Jakarta baru berdiri pada tanggal 17 Juni 2008 dengan mayoritas saham dimiliki Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.

Usai penantian panjang selama puluhan tahun, Indonesia pun bisa bangga karena akhirnya memiliki MRT. Meski sebenarnya Indonesia tergolong terlambat, sebab negara-negara tetangga telah lebih dulu memilikinya. Ambil contoh MRT Singapura yang sudah beroperasi sejak tahun 1987.

Penasaran mengenai kerennya MRT Jakarta dan penantian selama 34 tahun? Berikut Liputan6.com kumpulkan 6 fakta tentang MRT.


1. Ide Habibie

Tampilan patung Presiden RI ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie yang masih dalam tahap pembangunan di Isimu, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Jumat (4/1). Terlihat patung BJ Habibie itu mengenakan pakaian adat Gorontalo Takowa. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

B. J. Habibie ternyata adalah sosok pencetus MRT ketika menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi RI. Ia pun meminta Gubernur DKI Jakarta Soerjadi Soedirja untuk menyiapkan desainnya (Basic Engineering Design/BED) di tahun 1995.

13 tahun kemudian, pada 17 Juni 2008, berdirilah PT MRT Jakarta demi memuluskan ide tersebut. Dan 10 tahun kemudian, akhirnya MRT bisa segera dinikmati masyarakat luas pada bulan Maret ini.


2. Bisa Angkut 65 Ribu Penumpang per Hari

Kereta MRT berada di stasiun Lebak bulus Jakarta, Senin (25/2). Pada 5 Maret nanti pihak Kereta MRT akan membuka pendaftaran uji coba umum. Dengan begitu, masyarakat bisa mengikuti progres pembangunan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kehadiran transportasi massal ini diharapkan mampu menurunkan tingkat kemacetan di wilayah Ibu Kota lantaran mampu mengangkut penumpang dalam jumlah yang besar.

Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan, untuk satu rangkaian kereta bisa mengangkut penumpang hingga 1.900 orang.‎

MRT menargetkan dapat mengangkut 65 ribu penumpang tiap harinya. Angka itu diharapkan terus meningkat hingga 130 ribu penumpang tiap harinya.


3. Rute

Kereta MRT berada di stasiun Lebak bulus Jakarta, Senin (25/2). Pada 5 Maret nanti pihak Kereta MRT akan membuka pendaftaran uji coba umum. Dengan begitu, masyarakat bisa mengikuti progres pembangunan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada Fase I, MRT Jakarta akan melewati 13 stasiun. Tujuh di antaranya adalah stasiun layang yang berada di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.

Sedangkan stasiun bawah tanah berada di Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia.

Jika sudah beroperasi penuh dan semua stasiun telah dibuka untuk melayani jalur perjalanan sepanjang 15,7 kilometer.


4. Apa Arti Sebuah Nama?

Suasana di dalam kereta MRT yang menuju stasiun Lebak bulus Jakarta, Senin (25/2). Pada 5 Maret nanti pihak Kereta MRT akan membuka pendaftaran untuk uji coba umum. Dengan begitu, masyarakat bisa mengikuti progres pembangunan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kereta MRT secara resmi diberikan nama Ratangga yang berarti kereta perang. Nama ini terinspirasi dari puisi dalam Kitab Arjuna Wijaya dan Kita Sutasoma karangan Mpu Tantular.

"Ratangga dalam bahasa Jawa kuno berarti kereta perang, yang identik dengan kekuatan dan pejuang," ucap Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar.

Ia pun mendedikasikan nama itu kepada para pejuang yang beraktivitas di ibu kota. "Semoga Kereta Ratangga akan selalu teguh dan kuat mengangkut para pejuang Jakarta," kata William.


5. Kolaborasi Indonesia dan Jepang

Sejumlah kereta Mass Rapid Transit (MRT) berjajar di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (20/2). MRT Jakarta akan segera dioperasikan pada Maret 2019. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Proyek MRT juga bisa dibilang tanda persahabatan antara Indonesia dan Negeri Sakura. Seperti diketahui, pihak Jepang membantu lewat pendanaan, desain, dan studi MRT.

Menurut penjelasan situs Jakarta MRT, Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Kyosuke Shinozawa dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang Yusuf Anwar melakukan tanda tangan persetujuan pembiayaan proyek ini pada 28 November 2006.

Jepang memang sudah terkenal karena transportasi massal mereka. Sejak tahun 1927, Jepang telah menggenjot transportasi massalnya yang sekarang terkenal sebagai Tokyo Metro.


6. Harga Tiket Sekitar Rp 10 Ribu

Menaker Hanif Dhakiri didampingi Direktur Utama PT MRT William Sabandar menjajal MRT dari Stasiun Bundaran HI, Jakarta, Senin (25/2). Hanif mencoba MRT untuk melihat progres pengoperasian yang sudah mencapai 99%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Estimasi harga tiket MRT Jakarta adalah Rp 10 ribu. Ketua Komisi C DPRD DKI Santoso mengatakan, berdasarkan data sementara yang diperoleh dari perhitungan operator MRT, tarif MRT sebelum subsidi sebesar Rp 18.000.

"DPRD diinformasikan tarif MRT itu Rp 18.000 tarifnya, itu belum disubsidi," kata Santoso saat dihubungi, Kamis , 21 Februari 2019.

Santoso menyebut, apabila angka Rp 18.000 sudah pasti, ia menyarankan DKI mensubsidi sebesar Rp 8.000, sehingga tarif MRT adalah Rp 10.000.

"Saya sampaikan berapa pun besarnya subsidi itu tidak boleh lebih dari yang rakyat bayarkan, misal Rp 18.000 ya subsidi harus di bawah yang orang bayarkan, misal (tarif) Rp 10.000, nah pemerintahnya (subsidi) Rp 8.000. Jangan kebalik," kata Santoso.

Tak jauh berbeda, pemerintah menyarankan tarif rute HI ke Lebak Bulus di kisaran Rp 8.500 hingga Rp 10.000. Ini diungkap langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

"Pemerintah mengusulkan untuk tarif dengan rute HI ke Lebak Bulus berada di kisaran Rp 8.500–10.000," jelasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya