Optimisme Soal Perdagangan AS-China Bawa Wall Street Menguat

Adapun secara mingguan, indeks S&P naik 0,4 persen sementara Dow turun 0,02 persen dan Nasdaq naik 0,9 persen.

oleh Nurmayanti diperbarui 02 Mar 2019, 05:41 WIB
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Wall Street ditutup menguat dengan indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average mengakhiri penurunan tiga harinya, dipicu optimisme tentang prospek untuk perjanjian perdagangan AS-China di tengah suramnya data manufaktur kedua negara.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 110,32 poin, atau 0,43 persen, menjadi 26.026,32. Adapun S&P 500 naik 19,2 poin, atau 0,69 persen, menjadi 2.803,69 dan Nasdaq Composite bertambah 62,82 poin, atau 0,83 persen, menjadi 7.595,35.

Indeks S&P mencapai penutupan pertamanya di atas 2.800 sejak 8 November. Nate Thooft, kepala alokasi aset global untuk Manulife Asset Management di Boston mengatakan, investor akan melihat penutupan di atas level itu "sebagai pertanda baik."

Indeks ditutup 4,2 persen di bawah rekor penutupan tertinggi September. Sejauh ini telah naik 11,8 persen pada 2019, didukung harapan perdagangan dan sikap hati-hati Federal Reserve pada suku bunga.

Adapun secara mingguan, indeks S&P naik 0,4 persen sementara Dow turun 0,02 persen dan Nasdaq naik 0,9 persen. Nasdaq kali ini mencapai kenaikan mingguan terpanjang sejak akhir 1999.

Pasar dipengaruhi pengumuman Presiden Donald Trump akhir pekan lalu tentang penundaan tarif impor China yang lebih tinggi. Pertemuan puncak antara Trump dan Presiden China Xi Jinping untuk menandatangani kesepakatan perdagangan akhir bisa terjadi secepatnya pada pertengahan Maret.

"Optimisme atas resolusi perdagangan melebihi data ekonomi yang melemah," kata Ryan Detrick, Ahli Strategi Pasar Senior di LPL Financial di Charlotte, North Carolina.

Sebuah survei swasta menunjukkan aktivitas pabrik China mengalami kontraksi untuk bulan ketiga berturut-turut pada Februari, meskipun pada kecepatan yang lebih lambat.

Sedangkan Data ISM juga menunjukkan aktivitas manufaktur AS untuk Februari turun ke level terendah sejak November 2016. dan survei University of Michigan menunjukkan sentimen konsumen jatuh jauh dari harapan di bulan tersebut.

Detrick mengatakan bahwa saat data lemah, investor berharap kesepakatan perdagangan AS-China akan meningkatkan prospek pertumbuhan global.

 

 

Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Dari 11 sektor S&P 500 utama, delapan di antaranya memperoleh keuntungan. Saham sektor kesehatan naik 1,4 persen, memberikan dorongan terbesar. Sementara Sektor diskresi konsumen naik 0,9 persen, dengan kenaikan terbesar dari Amazon.com.

Saham Foot Locker naik 5,9 persen setelah pengecer itu mengalahkan estimasi penjualan secara kuartalan dan membantu mendorong kenaikan 1,9 persen dalam saham Nike Inc, dorongan kedua terbesar untuk sektor ini.

Saham Gap Inc melonjak 16 persen, menjadikannya pemenang persentase terbesar pada indeks S&P, setelah mengatakan akan memisahkan merek Old Navy berkinerja lebih baik dan menutup sekitar 230 toko Gap. Di sisi lain, sektor energi naik 1,8 persen meskipun ada penurunan harga minyak.

Volume perdagangan saham AS kali ini mencapai USD 7,95 miliar, dibandingkan dengan rata-rata 7,27 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya