Liputan6.com, New York - Harga emas susut lebih dari 1 persen ke level terendah sejak Januari. Ini menuju penurunan mingguan terbesar dalam lebih dari 1-1/2 tahun, dipicu penguatan Dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan saham global.
Melansir laman Reuters, Sabtu (2/3/2019), harga emas di pasar spot di posisi USD 1.293,38 per ounce, usai jatuh di bawah level kunci USD 1.300 untuk pertama kalinya sejak 28 Januari.
Advertisement
Harga emas telah turun sekitar 2,6 persen minggu ini, terbesar sejak Mei 2017. Sementara harga emas berjangka AS menetap turun 1,3 persen menjadi USD 1.299,2 per ounce.
"Indeks dolar AS dan imbal hasil dua tahun treasury telah naik selama beberapa hari terakhir dan faktor-faktor ini telah mendorong orang untuk mengambil beberapa keuntungan (dalam emas)," kata Bart Melek, Kepala Strategi komoditas TD Securities di Toronto.
"Kami juga melihat reaksi berkelanjutan terhadap pernyataan Federal Reserve di mana kenaikan masih pada tempatnya, mengingat bahwa data tampaknya cukup kuat di Amerika Serikat," dia menambahkan.
Data produk domestik bruto AS yang lebih baik dari perkiraan mendorong imbal hasil treasury, membuat bullion non-menghasilkan kurang menarik.
Data juga membantu mengangkat dolar ke level tertinggi dalam 10-minggu terhadap yen Jepang di awal sesi. Saham global yang lebih tinggi juga membebani harga emas.
"Sentimen yang lebih baik di pasar saham dan keengganan oleh investor emas membebani harga emas," kata analis Commerzbank.
Harga Logam Lainnya
Sementara harga paladium naik 0,2 persen menjadi USD 1,546,51 per ounce. Logam ini mencapai puncak tertinggi sepanjang masa dari USD 1.565,09 di minggu ini dan menuju kenaikan mingguan keempat berturut-turut.
"Ancaman kemungkinan pemogokan di tambang Afrika Selatan akan menjaga harga tetap tinggi," kata Miguel Perez-Santalla, Wakil Presiden Manajemen Logam Heraeus di New York.
Adapun harga platinum merosot 1,4 persen menjadi USD 857,75 per ons, tetapi tetap di jalur kenaikan mingguan ketiga beruntun.
Harga perak turun 2,6 persen menjadi USD 15,20 per ounce setelah mencapai USD 15,14, posisi terendah terakhir yang terlihat pada 22 Januari.
Harga logam ini telah turun 4,5 persen di minggu ini, penurunan terbesar sejak minggu 2 Februari 2018.
Advertisement