Strategi BI Hadapi Perkembangan Ekonomi Digital

BI tengah mereview berbagai kebijakan terkait ekonomi digital yang sudah dikeluarkan sebelumnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Mar 2019, 17:32 WIB
Ilustrasi ekonomi digital. Dok: sbs.ox.ac.uk

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) terus melakukan berbagai langkah untuk mendorong perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Sebab ekonomi digital memiliki potensi yang sangat besar.

"Sekarang, transaksi yang melalui platform digital masih kelihatan baru beli fashion, makanan, gadget, tapi sebenarnya makin lama makin besar," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara, di akhir pekan.

Dia mengatakan, ke depan platform digital harus dimanfaatkan, terutama untuk meningkatkan keekonomian serta perluasan bisnis masyarakat, khususnya UMKM.

"Kita harus nanti bisa manfaatkan bagaimana transaksi lewat digital bisa membantu UMKM kita berjualan. Saya rasa sekarang sudah banyak yang bisa terbantu tapi bagaimana bisa meningkatkan produksi bagaimana produksi UMKM bisa dijual dan dalam jangka panjangnya bisa jual produk UMKM kita, produk Indonesia ke pasar ekspor. Tapi tentu perjalanannya ada terkait crossborder payment dan sebagainya," ujarnya.

Saat ini, BI tengah mereview berbagai kebijakan terkait ekonomi digital yang sudah dikeluarkan sebelumnya. Perkembangan teknologi yang cepat mengharuskan BI untuk selalu dapat beradaptasi, termasuk lewat aturan-aturan yang selaras dengan perkembangan teknologi.

"Trennya ke arah itu dan BI sekarang sedang review peraturan BI yang dalam 4 tahun ini kita terbitkan ya karena perkembangannya cepat sekali dan BI ingin lebih dalam lagi memfasilitasi terkait digital ekonomi ini," jelas dia.

Pemegang otoritas moneter Indonesia ini pun mengharapkan sektor perbankan untuk makin terlibat dalam ekonomi digital, agar tak kalah dan tertinggal.

"Kalau kita lihat digital ekonomi ini ada pelaku bank dan nonbank. BI ingin pelaku perbankan juga bisa berperan semakin penting tapi tentu di situ perbankan harus kreatif dan inovatif dan perbankan harus punya sumber daya manusia yang bagus supaya bisa berkompetisi dengan yang nonbank," ungkapnya.

"Kita lihat sekarang misalnya teman-teman BUMN membuat LinkAja. Itu kan maksudnya biar berkompetisi dengan nonbank. Jadi BI akan terus memfasilitasi supaya digital ekonomi ini bisa terus berkembang baik bank maupun nonbank, tapi harapan BI agar bank bisa bergerak cepat, inovatif, dan kreatif supaya tidak kalah," tandasnya.


Transaksi E-commerce Naik Rp 13 Triliun Tiap Bulan

Ilustrasi e-Commerce (iStockPhoto)

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara mengatakan sektor ekonomi digital, khususnya e-commerce terus tumbuh dari waktu ke waktu.

Berdasarkan data yang dihimpun BI, terjadi peningkatan signifikan pada nilai transaksi e-commerce. Transaksi di platform e-commerce mencapai hingga Rp 13 triliun per bulan.

"Kalau sekarang kita lihat aktifitas sektor real yang sudah lewat digital ekonomi ini kelihatan meningkat," kata dia, di Museum Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (3/1/2019).

"Misalnya data transaksi e-commerce yang diperoleh BI, itu menunjukkan peningkatan melalui e-commerce itu paling tidak yang BI capture sekarang setiap bulan itu sekitar Rp 11 triliun sampe Rp 13 triliun per bulan. Kalau setahun kan bisa Rp 140-an triliun," lanjut Mirza.

Dia mengakui jika dibandingkan dengan total transaksi sektor riil, maka transaksi e-commerce memang belum terlalu besar. Namun, pertumbuhan transaksi di platform e-commerce sangat signifikan.

"Memang kalau dibandingkan keseluruhan transaksi sektor ritel tentu masih kecil tapi kalau kita lihat pertumbuhannya, pertumbuhannya itu sudah 100 persen sampai 150 persen yoy. Jadi misalnya Januari over Januari, Desember over Desember," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya