Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 196 kapal nelayan kecil di Sidoarjo, Jawa Timur mengalihkan penggunaan bahan bakar, dari Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi Liqufied Petroleum Gas (LPG). Cara ini membuat pengeluaran untuk melaut jadi lebih hemat.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, dengan menggunakan LPG sebagai bahan bakar melaut, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penghematannya dapat mencapai Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu per hari. Jumlah yang cukup besar bagi para nelayan kecil.
Advertisement
"Program konverter kit ini sebenarnya ditujukan supaya biaya operasional lebih rendah, sehingga pendapatan kita sebagai nelayan itu bisa membaik," kata Jonan, di Jakarta, Sabtu (2/3/2019).
Program ini juga merupakan upaya pemerintah menyediakan energi alternatif yang dapat digunakan masyarakat, termasuk nelayan. LPG lebih ramah lingkungan karena emisi yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan BBM.
"Konversi BBM ke LPG menjadi bentuk perlindungan lingkungan untuk generasi anak-cucu kita yang akan datang," ujarnya.
Menyukseskan program konversi BBM ke LPG bukan hanya menjadi tugas Pemerintah saja, tetapi juga membutuhkan partisipasi dan kerja sama semua pihak. Mulai dari penyediaan alokasi gas bumi, penjaminan ketersediaan dan pengoperasian.
"Untuk itu, rekan-rekan dari Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Swasta diharapkan dapat terus terlibat sehingga program konversi penggunaan BBM ke LPG bagi nelayan dapat dirasakan manfaatnya dan berjalan berkesinambungan," tandasnya.
Paket konversi BBM ke LPG yang dibagikan terdiri dari mesin penggerak, tabung LPG 2 unit beserta isinya, konverter kit berikut aksesorisnya (reducer, regulator, mixer,dll) serta as panjang dan baling-baling.
Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi No. 0116.K/10/DJM.I/2018, nelayan calon penerima paket perdana konverter kit diusulkan oleh dinas yang membidangi kelautan dan perikanan daerah,.
Kemudian memiliki kapal dengan ukuran lebih kecil atau sama dengan 5 Gross Ton (GT), berbahan bakar bensin, kapal yang digunakan memiliki daya mesin lebih kecil atau sama dengan 13 Horse Power(HP), jenis alat tangkap yang digunakan adalah alat tangkap yang ramah lingkungan, belum pernah menerima bantuan sejenis dan memiliki Kartu Nelayan atau Kartu Kusuka.