India Jadi Tamu Kehormatan Sidang OKI, Menlu Pakistan Memilih Absen

Menteri Luar Negeri Pakistan memilih tidak hadir dalam sidang Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang berlangsung Jumat, 2 Maret 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mar 2019, 08:33 WIB
Menteri luar negeri India, Sushma Swaraj (AP/Mary Altaffer)

Liputan6.com, Abu Dhabi - Menteri Luar Negeri India Sushma Swaraj menjadi tamu kehormatan dalam sidang tingkat menteri Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Abu Dhabi pada Jumat, 2 Maret 2019.

Swaraj hadir sebagai sebagai pembicara utama dalam sidang tersebut. Hal itu menyebabkan Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi memilih untuk tidak hadir, sebagaimana dikutip dari media VOA Indonesia pada Sabtu (2/3/2019).

Qureshi mengatakan, kehadiran Swaraj adalah berdasarkan undangan bilateral dari Uni Emirat Arab yang tidak diketahui oleh para pejabat OKI.

Tuan rumah pertemuan mengundang Swaraj secara bilateral. Tidak ada hubungannya dengan OKI. Bahkan sekretaris jenderal OKI-pun tidak mengetahuinya, sebagaimana dikatakan oleh Qureshi kepada VOA Siaran Bahasa Urdu.

Dalam pidatonya pada sidang itu Swaraj mengangkat isu terorisme menyebutnya "penyalah-gunaan agama". India mengklaim kegagalan Pakistan menumpas kelompok teroris di buminya yang menyebabkan hubungan antara kedua negara menderita.

India ingin menjadi anggota OKI, organisasi 57 negara Muslim yang menyebut diri "suara dunia Muslim" meskipun ada analis yang menyebut "macan kertas" yang umumnya tidak relevan dengan masalah internasional. Meskipun mayoritas penduduk India penganut Hindu, namun India juga mempunyai salah satu kota yang dihuni mayoritas penduduk Muslim.

 

Simak pula video pilihan berikut:


Indonesia Usulkan 3 Resolusi dalam Sidang OKI

Menteri Luar Negeri Indonesia dalam KTM ke-46 OKI (Dokumentasi Kemlu RI)

Sidang OKI pada Jumat, 2 Maret 2019 membahas berbagai isu dengan agenda mengesahkan setidaknya 130 rancangan resolusi dalam pertemuan tersebut.

Pertemuan itu terselenggara di Hotel Emirates Palace, Abu Dhabi pada 1-2 Maret 2019 dengan mengusung tema "Fifty Years of Islamic Cooperation: Roadmap for Prosperity and Development".Pada pertemuan ini, keketuaan KTM beralih dari Bangladesh ke PEA. 

Dalam KTM ke-46 OKI tersebut, Indonesia akan mengajukan tiga rancangan resolusi terkait berbagai isu. Rancangan resolusi yang dimaksud berhubungan dengan pembentukan OIC Contact Group for Peace and Dialogue; Islamic Office for the Boycott of Israel; dan terkait Pakta Global mengenai Migrasi.

Selain itu, Indonesia juga akan ajukan rancangan resolusi tahunan mengenai pertemuan pertama Badan Pengawas Obat OKI yang telah diselenggarakan di Jakarta pada bulan November 2018 serta peran dan bantuan Indonesia dalam krisis kemanusiaan di Rakhine State, Myanmar.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi juga mengimbau agar OKI mampu menjadi contoh negara-negara di dunia dalam menciptakan perdamaian dan mencegah konflik.

"Anggota OKI harus memberikan kontribusi dan menjadi bagian dari solusi atas permasalahan global, termasuk dengan mencegah konflik, mengedepankan dialog dan perundingan, dan secara konsisten menghormati prinsip-prinsip piagam PBB," kata Retno.

Sikap aktif OKI dalam perdamaian sangat dibutuhkan, mengingat dunia tengah menghadapi konflik dan perang yang terus berlangsung di berbagai negara. Sementara itu, para pihak yang bersengketa seringkali enggan menyelesaikan masalah melalui dialog dan perundingan.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya