Liputan6.com, Jakarta Grab telah menjadi Super App dan start-up decacorn pertama di Asia Tenggara. Hal ini tak terlepas dari keberhasilan sepak terjang Online-to-Offline (O2O) mobile platform ini di delapan negara di Asia Tenggara. Hingga kini, Grab telah beroperasi di Indonesia, Malaysia, Singapura, Myanmar, Thailand, Kamboja, dan Vietnam.
President of Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, mengatakan bahwa pada 2018, Grab di tingkat Asia Tenggara sudah berhasil menaungi 8,5 juta micro-entrepreneurship, diunduh 130 juta konsumen, terdapat di 336 kota termasuk 222 kota di Indonesia, dan memiliki lebih dari 5.000 Grabbers. Hingga Januari 2019, Grab juga sudah berhasil mencapai 3 miliar perjalanan di Asia Tenggara.
Advertisement
Keberhasilan Grab tersebut juga tak terlepas dari penyediaan jasa transportasi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing negara. Selain GrabTaxi dan GrabCar yang hampir ada di semua negara, Grab juga memiliki beberapa moda transportasi lain yang hanya ada di suatu negara tertentu.
Di Indonesia, misalnya, ada GrabBike. Sejak lama, masyarakat Indonesia sudah terbiasa mengandalkan ojek untuk bepergian secara cepat. Karena itu, kehadiran GrabBike dengan harganya yang terjangkau sangat sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, terlebih lagi untuk masyarakat perkotaan besar seperti Jakarta.
Di tiga negara lain, Grab juga memanfaatkan moda transportasi khas negara tersebut. Di Thailand ada GrabTukTuk, di Kamboja ada GrabRemorque, sedangkan di Myanmar ada GrabThoneBane. Ketiga layanan ini mengandalkan kendaraan roda tiga, sehingga tentunya bisa menjangkau tempat tujuan dengan lebih cepat dan harga terjangkau.
Selain itu, Grab sebagai Super App terkemuka di Asia Tenggara, juga menawarkan solusi sehari-hari yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Mulai dari layanan transportasi, pengiriman barang dan makanan, pembayaran mobile, dan hiburan digital. Dengan filosofi platform terbuka, Grab menyatukan para mitra untuk membuat hidup lebih baik bagi semua pengguna di Asia Tenggara.
Valuasi decacorn
Sejak beberapa bulan lalu, Grab sudah mencapai status decacorn. Artinya, valuasi Grab sudah lebih dari 10 miliar dollar AS. Dilansir dari liputan6.com (9/11/2018), valuasi Grab sebesar 11 miliar dollar AS atau Rp 155 triliun.
Valuasi tersebut juga berasal dari pendanaan oleh berbagai pihak. Misalnya, Grab mendapatkan pendanaan dari perusahaan otomotif Korea, Hyundai, senilai Rp 250 juta dollar AS atau Rp 3,6 triliun.
Selain itu, Grab juga mendapatkan investasi dari Toyota senilai 1 miliar dollar AS. Paling baru, Grab mendapatkan pendanaan dari Goldman Sachs Investment Partner dan Cini Venue. Nilainya pun cukup besar, yaitu 2,7 miliar dollar AS.
Ditambah lagi dengan pendanaan dari investor lainnya, seperti Oppenheimer Funds, Ping An Capital, Mirae Asset - Naver Asia Growth Fund, dan Lightspeed Venture Partner.
(Adv)