Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan melanjutkan pelemahan pada perdagangan saham Selasa (5/3/2019). IHSG bakal diperdagangkan pada level support dan resistance 6.471-6.521
Aksi jual bersih investor sebanyak Rp 558 miliar diperkirakan akan membawa sentimen lanjutan IHSG untuk tertekan. Selain itu, pola deadcross pada indeks mengindikasikan akan terjadi pelemahan selanjutnya dalam jangka pendek.
Baca Juga
Advertisement
"Sedangkan lainnya, investor masih menanti rilis laporan keuangan emiten untuk kinerja tahun penuh 2018," jelas Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan.
Berbeda, Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menyebutkan IHSG kemungkinan besar akan terkonsolidasi. Momentum konsolidasi ini mencoba bertahan diatas level support MA dengan support resistance 6.425-6.540.
"Rilis laporan laba diharapkan dapat menjadi penopang IHSG. Selain itu, secara teknikal memang IHSG bergerak terkonsolidasi," kata dia.
Adapun saham anjuran dari kedua analis tersebut ialah saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Astra International Tbk (ASII), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
Investor Asing Lepas Saham, IHSG Merosot 11,46 Poin
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variasi dengan kecenderungan melemah pada perdagangan saham awal pekan ini. Aksi jual investor asing menekan laju IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (4/3/2019), IHSG melemah 11,46 poin atau 0,18 persen ke posisi 6.488,42. Indeks saham LQ45 susut 0,03 persen ke posisi 1.017,84. Sebagian besar indeks saham acuan merosot sehingga menekan IHSG.
Sebanyak 219 saham melemah sehingga menekan IHSG. 190 saham menguat dan 136 saham diam di tempat.
Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.537,23 dan terendah 6.487,85. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 412.333 kali dengan volume perdagangan 12,2 miliar saham.
Baca Juga
Nilai transaksi harian saham Rp 7,2 triliun. Investor asing jual saham Rp 558,73 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.130.
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham tambang naik 1,41 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham pertanian naik 1,03 persen dan sektor saham perdagangan menguat 0,47 persen.
Sektor saham infrastruktur tergelincir 0,79 persen, sektor saham keuangan merosot 0,60 persen dan sektor saham aneka industri tergelincir 0,52 persen.
Saham-saham yang bukukan penguatan terbesar antara lain saham CSIS naik 34,04 persen ke posisi Rp 126 per saham, saham OCAP melonjak 28,57 persen ke posisi Rp 99 per saham, dan saham GMFI menanjak 19,84 persen ke posisi Rp 302 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham ALDO merosot 24,87 persen ke posisi Rp 432 per saham, saham HITS terpangkas 15,17 persen ke posisi 615 per saham, dan saham MPPA susut 12,17 persen ke posisi 332 per saham.
Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,51 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 1,02 persen, indeks saham Shanghai mendaki 1,12 persen dan indeks saham Singapura menguat 0,91 persen.
Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,22 persen, indeks saham Thailand tergelincir 0,30 persen dan indeks saham Taiwan susut 0,38 persen.
Advertisement