CFO Huawei Gugat Otoritas Kanada karena Dugaan Penahanan yang Tidak Sah

Chief Financial Officer Huawei Meng Wangzhou dikabarkan menuding otoritas Kanada yang menurutnya telah melanggar hak pribadinya.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 05 Mar 2019, 18:00 WIB
CFO Huawei Meng Wanzhou ditangkap di Kanada dan akan diekstradisi ke AS (Foto: South China Morning Post)

Liputan6.com, Jakarta - Chief Financial Officer (CFO) Huawei, Meng Wangzhou, dikabarkan menuding otoritas Kanada yang menurutnya telah melanggar hak pribadinya.

Hal ini berkaitan dengan kasus penahan Meng di salah satu bandara Kanada beberapa waktu lalu.

Kini, Meng telah melayangkan gugatan terhadap otoritas Kanada yang menahannya secara tidak sah. Menurut Meng, proses interograsi terhadap dirinya yang berlangsung tiga jam pun tak sah karena dia tidak diberitahu tentang hak-haknya.

Selain itu, Meng juga menyebut, peralatan elektronik dan kopernya digeledah otoritas Kanada secara ilegal sebelum dia diberi tahu bahwa dirinya tengah ditahan.

Mengutip CNN Business, Selasa (5/3/2019), pengacara Meng mengajukan gugatan pada Jumat dengan dokumen gugatan yang dapat diakses oleh jurnalis. Dalam kasus ini, Meng meminta ganti rugi dan biaya hukuman.

Sekadar informasi, Meng sebelumnya ditahan di Bandara Internasional Vancouver Kanada, 1 Desember 2018. Saat itu diberitakan kalau penahanan Meng Wangzhou yang juga putri pendiri Huawei merupakan permintaan dari pemerintah AS.

Orang-orang Tiongkok memandang penangkapan Meng sebagai langkah politik pemerintahan Trump terkait hubungan dagang kedua negara.


Smartphone Disita dan Digeledah

Putri pendiri Huawei, Meng Wanzhou, ditahan di Vancouver, Kanada, atas permintaan ekstradisi AS (AP Photo)

Saat ditahan di Vancouver, Meng harus ditahan, digeledah, dan diinterogasi.

"Ada dua smartphone, sebuah iPad, dan sebuah laptop pribadi milik Meng yang digeledah," demikian bunyi surat gugatan pihak Meng pada otoritas Kanada.

Tak hanya itu, petugas yang melakukan penggeledahan juga meminta password perangkat. Meng kemudian terpaksa memberikan password perangkatnya karena tak punya pilihan lain.

"Para petugas tidak memberitahukan alasan sebenarnya terkait penahanan Meng, tidak membacakan haknya untuk berunding, maupun haknya untuk diam," kata surat gugatan tersebut.


Sempat Dirawat di Rumah Sakit

Salah satu toko resmi Huawei di Beijing, China (AP/Mark Schiefelbein)

Setelah melakukan penggeledahan dan interogasi, Meng diserahkan kepada pihak kepolisian, lalu dia ditahan.

Surat gugatan itu juga menyebut, Meng menderita kerugian, termasuk merasa tertekan secara mental, kecemasan, dan kehilangan kebebasan.

"Dia menderita hipertensi berat dan harus dirawat di rumah sakit setelah menangkapannya. Ada pelanggaran serius terhadap terhadap hak-hak konstitusionalnya dan mencari ganti rugi karena kesalahan itu," tutur salah satu pengacara Meng, Howard Mickleson.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya