Liputan6.com, Jakarta - Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan membangun 3 juta rumah per tahun jika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden periode 2019-2024.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Suhendra Ratu Prawiranegara, menyatakan bahwa masalah perumahan ini menjadi salah satu fokus dari pasangan nomor urut 02 tersebut. Hal ini melihat pada kebutuhan perumahan yang terus meningkat tiap tahunnya.
"Backlog perumahan itu termasuk sangat besar. Per tahun itu sekitar 930 ribu unit. Diprediksi di 2020 nanti akan ada backlog di kisaran 20 juta unit. Ini yang jadi persoalan," ujar dia di Jakarta, Selasa (5/3/2019).
Baca Juga
Advertisement
Untuk mengatasi masalah tersebut, lanjut Suhendra, jika terpilih, Prabowo-Sandi akan membangun perumahan sebanyak 3 juta unit per tahun. Angka tersebut lebih besar dari program 1 juta rumah di masa pemerintahan saat ini.
"(Program 1 juta rumah) Itu kan hanya sebatas jargon. Nanti kami akan lebih dari 3 juta rumah, kami akan menargetkan 2-3 juta unit (per tahun) dalam 5 tahun pertama," kata dia.
Selain itu, Prabowo-Sandi juga akan melakukan perbaikan dari sisi aturan perumahan baik ditingkat pusat maupun daerah. Dengan harapan, masyarakat semakin mudah untuk memiliki tempat tinggal.
"Solusinya kan sudah jelas. Waktu Bang Sandi menjadi wakil gubernur sudah ada program DP 0 persen. Itu sebagai contoh saja kami punya treatment lain. Dan kemudian tadi, kami akan meminimalisir, sinkronisasi antara aturan pusat dan daerah," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jika Terpilih, Jokowi Bakal Bangun 5 Juta Rumah
Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'aruf Amin memiliki program membangun 5 juta rumah jika terpilih dalam Pemilu 2019. Program ini merupakan kelanjutan dari program Sejuta Rumah yang sudah dijalankan saat ini.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'aruf Amin, Arif Budimanta, mengatakan bahwa ketersediaan rumah bagi masyarakat khususnya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) menjadi perhatian Paslon nomor urut 01.
"Ini isu yang sangat penting. Masalah mendasar yang harus kita selesaikan," kata dia, dalam acara 'Rembuk nasional: Mengukur perlunya Kementerian Perumahan rakyat Kabinet 2019-2024', di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (5/3/2019).
BACA JUGA
Komitmen untuk menyediakan rumah bagi masyarakat, kata Arif, telah ditunjukkan oleh Joko Widodo. Program Sejuta Rumah yang dicanangkan Jokowi pada masa jabatannya sebagai Presiden adalah bentuk nyata perhatian tersebut.
"Lima tahun yang akan datang, Pemerintah, Pak Presiden meneruskan jalan perubahan Indonesia maju. Program 1 juta rumah sudah tercapai bahkan lebih," kata dia.
Diketahui, berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) per Desember 2018, tercatat 1.076.856 rumah yang telah dibangun. Dari angka tersebut, 729.876 rumah merupakan rumah MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) dan 346.980 rumah non-MBR.
"Lima tahun yang akan datang 5 juta rumah. Bukan hanya rumah baru tapi semua program yang berkaitan dengan perumahan rakyat. Juga akan dikembangkan perumahan yang dekat dengan tempat kerja. Kalau kita sediakan jauh dari tempat kerja, maka cost akan lebih besar," tandasnya.
Advertisement