AS Beri Israel Sistem Misil Pertahanan Udara Paling Canggih

Militer Amerika Serikat telah mengerahkan sistem pertahanan udara dan rudal yang paling canggih ke Israel untuk pertama kalinya.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 06 Mar 2019, 07:30 WIB
Bendera Israel berkibar di dekat Gerbang Jaffa di Kota Tua Yerusalem (20/3). Gerbang Jaffa adalah sebuah portal yang dibuat dari batu yang berada dalam deret tembok bersejarah Kota Lama Yerusalem. (AFP Photo/Thomas Coex)

Liputan6.com, Tel Aviv - Militer Amerika Serikat telah mengerahkan sistem pertahanan udara dan rudal yang paling canggih ke Israel untuk pertama kalinya, kata para pejabat militer AS dan Israel, Senin 4 Maret 2019.

Pengerahan yang dimulai pada Maret 2019, dimaksudkan untuk menguji kemampuan militer AS untuk secara cepat menyebarkan senjata semacam itu di seluruh dunia, kata seorang juru bicara Komando Militer AS untuk Kawasan Eropa, seperti dikutip dari Voice of America, Selasa (5/3/2019).

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambut baik kedatangan sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) sebagai tanda komitmen AS terhadap keamanan Israel.

"Sistem THAAD Amerika dianggap sebagai salah satu sistem paling canggih di dunia, dan bersama dengan sistem pertahanan kita, kita lebih kuat dalam menghadapi ancaman, dekat atau jauh, yang berasal dari semua area di Timur Tengah," katanya.

Di Tengah Ketegangan Antara Israel - Iran

Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran atas kampanye pemboman Israel di Suriah (proxy Tehran) dan komentar di mana menteri luar negeri Iran mengatakan dia tidak bisa mengesampingkan kemungkinan konflik militer antara kedua negara.

Militer AS mengatakan keputusan untuk segera memindahkan sistem THAAD ke Israel dimaksudkan "sebagai demonstrasi komitmen berkelanjutan Amerika Serikat terhadap keamanan regional Israel."

"THAAD adalah sistem pertahanan udara dan rudal terintegrasi yang paling canggih di dunia, dan latihan kesiapan penempatan ini menunjukkan bahwa pasukan AS gesit dan dapat merespons dengan cepat dan tak terduga terhadap segala ancaman, di mana saja, kapan saja," kata Komando Militer AS untuk Kawasan Eropa dalam sebuah pernyataan.

Lockheed Martin, pembuat senjata AS terbesar, membangun dan mengintegrasikan sistem THAAD, yang dirancang untuk menembak jatuh rudal balistik jarak pendek dan menengah.

Raytheon, perusahaan AS lainnya, membangun radar canggihnya.

Sebagai bagian dari penyebaran, pasukan AS akan bekerja di berbagai lokasi di Eropa, Amerika Serikat dan di Israel untuk mengoperasikan sistem dalam kerja sama erat dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), katanya.

Para pejabat AS menolak mengatakan seberapa cepat sistem itu dipindahkan ke Israel dari pangkalannya di Fort Bliss, Texas.

 

Simak video pilihan berikut:


Tanggapan Israel

Ilustrasi Rudal THAAD (AFP Photo)

Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Letnan Kolonel Jonathan Conricus mengatakan pengerahan itu berbeda dari latihan militer gabungan AS-Israel yang disimulasikan sebelumnya dan melibatkan koordinasi taktis di lapangan.

Dia mengatakan semua komponen sistem THAAD berada di pangkalan angkatan udara di gurun Negev, di Israel selatan, dan akan segera dipindahkan ke situs yang dirahasiakan di Israel selatan.

"Keuntungan dari sudut pandang Israel adalah bahwa kami memiliki peluang untuk mengintegrasikannya ke dalam sistem kami dan mensimulasikan berbagai skenario," katanya.

IDF mengatakan penyebaran itu bersifat defensif dan tidak terkait dengan peristiwa spesifik saat ini.

Arab Saudi pada November sepakat untuk membeli 44 peluncur THAAD, rudal dan peralatan terkait dari Amerika Serikat dalam kesepakatan terpisah senilai US$ 15 miliar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya