Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) menyiapkan pasokan listrik bagi gudang berpendingin (cold storage) ikan. Fasilitas ini demi mendukung tumbuhnya sektor perikanan di dalam negeri.
Executive Vice President Corporate Communication and CSR PT PLN (Persero) I Made Suprateka mengatakan, PLN telah melakukan sejumlah inisiatif guna mendukung penyediaan listrik untuk cold storage di dalam negeri.
“Pada 18 Mei 2018, PLN menyediakan listrik untuk floating cold storage pertama di Indonesia milik PT Perikanan Nusantara (persero) di Pelabuhan Untia, Makassar, Sulawesi Selatan. Pasokan listrik PLN ke floating cold storage tersebut mencapai 240 kilo Volt Amper (kVA) menggunakan alat Automatic Secionalizing Switch.
Baca Juga Advertisement
"Pasokan listrik ke cold storage terapung ini merupakan pertama kalinya di Indonesia,” ujar dia di Jakarta, Rabu (6/3/2019).
Sebelumnya pada Juni 2017, PLN bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memenuhi kebutuhan tenaga listrik di setiap lokasi Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT).
Dalam kerja sama itu, PLN menyediakan listrik di 12 pulau kecil serta kawasan perbatasan yang meliputi Natuna, Saumlaki, Merauke, Mentawai, Nunukan, Talaud, Morotai, Biak Numfor, Mimika, Rote Ndao, Sumba Timur dan Sabang.
“Project ini juga digunakan untuk pengoperasian cold storage, tempat singgah nelayan, pabrik es, sumur, gudang rumput laut hingga tambak serba guna,” ungkap dia.
Manfaat Berlipat
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI), Hasanuddin Yasni menyatakan, dengan menggunakan listrik PLN, para nelayan dan pengelola cold storage mendapatkan manfaat berlipat ganda ketimbang menggunakan genset berbahan bakar solar dalam mengoperasikan cold storage-nya.
Manfaat tersebut antara lain dari nilai tambah secara ekonomis, produk perikanan yang lebih tahan lama, akan dapat diolah menjadi fillet, nugget, dan bakso udang atau ikan. Bahkan penghematan penggunaan listrik PLN untuk cold storage mencapai dua kali lipat.
“Perbandingan penghematan antara menggunakan listrik PLN untuk cold storage dengan genset itu 1 banding 2. Jadi sekitar 2 kali lipat biaya menggunakan genset untuk cold storage dibanding dengan listrik PLN,” kata dia.
Penggunaan cold storage pun menurut Hasan juga terbukti mampu menunjang pertumbuhan bisnis nelayan sekitar 5 persen-6 persen. Namun, saat ini kapasitas cold storage untuk perikanan baru mencapai 200 ribu ton, masih jauh dari kebutuhan nasional yang memerlukan kapasitas penyimpanan mencapai 1,7 juta ton.
“Daerah-daerah yang urgent membutuhkan cold storage di timur yaitu NTB dari Lombok sampai Sumbawa, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat, Sulawesi Utara sampai Selatan, Maluku mencakup Ambon dan Ambon Utara, lalu Papua di Sorong dan Timika. Demikian juga daerah Sumatera membutuhkan cold storage untuk hasil pertanian seperti Lampung, Palembang, dan Riau yang besar produksi peternakannya,” tandas dia.
Advertisement