Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyalurkan, pembiayaan Membina EKonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) untuk pedagang di Pasar Mama-Mama Papua.
Ini disampaikan Jokowi saat bertemu perempuan arus bawah di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/3/2019).
Semula Jokowi berdialog dengan Doliyana, aktivis perempuan asal Jayapura, Papua yang fokus memperjuangkan nasib perempuan. Doliyana menyampaikan keluhan kepada Jokowi soal sulitnya pedagang perempuan Papua mendapatkan modal untuk mengembangkan usaha.
"Di sini ada Menteri BUMN. Bu menteri, kirim itu PNM, program Mekaar ke pasar Mama-Mama. Ini perintah bu, biar cepat. Besok pasti langsung ke sana," kata Jokowi.
Baca Juga
Advertisement
Jokowi mengatakan, dirinya sudah empat kali meninjau Pasar Mama-Mama Papua. Saat itu, proses revitalisasi Pasar Mama-Mama masih berjalan. Menurut Jokowi, Pasar Mama-Mama sekarang jauh lebih bagus daripada sebelumnya.
"Pada seneng dapat pasar?" Jokowi bertanya kepada Doliyana.
"Iya pak. Fasilitas layak, lebih besar, tidak kena hujan dan panas. Tidak gelar karung lagi di jalan," jawab Doliyana.
"Sekarang pasar ada meja bersih, teratur," timpal Jokowi.
Tak hanya berbicara soal pasar, Doliyana juga menyampaikan permintaan pengadaan rumah aman untuk korban kekerasan perempuan di Papua. Doliyana ingin pemerintah membangun rumah aman tersebut di dua titik, yakni Kota Jayapura dan Manokwari.
Menanggapi permintaan Doliyana, Jokowi memastikan akan segera membangun rumah aman untuk korban kekerasan perempuan. Menurut Jokowi, membangun rumah tersebut bukan pekerjaan sulit.
"Berarti di Papua dan Papua Barat. Oke, gampang itu," kata Jokowi.
Reporter: Titin Supriatin
Sumber: Merdeka.com
Di Depan Perempuan Arus Bawah, Jokowi Cerita Perjuangan Ibunda
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersilaturahmi dengan Perempuan Arus Bawah di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/3/2019). Tema silaturahmi ini adalah Bersama Memperkuat Bangsa.
Di awal sambutan, Jokowi menceritakan pengalaman hidupnya dan perjuangan seorang ibu. Jokowi mengaku sejak kecil hidup di bantaran sungai, bahkan rumahnya sempat digusur.
Kala itu, lanjut Jokowi, sang ayah dan ibu bekerja sebagai penjual kayu.
"Tahun '70-an rumah saya digusur. Breeekk tidak diberi ganti rugi saat itu. Bingung cari rumah. Kami pernah empat kali ngontrak, pindah rumah, saya rasakan betul betapa perjuangan seorang ibu dalam mengayomi, mendidik anak begitu beratnya," jelas Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo ini mengaku merasakan betul betapa sulitnya seorang ibu membantu sang ayah mencari nafkah untuk membesarkan anak-anaknya. Apalagi saat itu Jokowi memiliki tiga saudara, yakni Iit Sriyantini, Ida Yati dan Titik Relawati
"Saya rasakan betul. Terutama dari sisi ekonomi," imbuhnya.
Berangkat dari pengalaman tersebut, kata Jokowi pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla menjalankan sejumlah program yang berpihak kepada kaum ibu sehingga bisa menopang peningkatan kesejahteraan dan ekonomi keluarga. Misalnya program pembiayaan Ultra Mikro (UMi) dan Membina EKonomi Keluarga Sejahtera (MEKAAR).
Jokowi mencatat, program UMi telah melibatkan 1.000.000 debitur. Sementara program MEKAAR sudah menggandeng 4.200.000 nasabah. 99 Persen peserta program UMi dan MEKAAR adalah ibu rumah tangga.
"Saya sering bertemu mereka (ibu-ibu) dan seneng ada ibu-ibu yang sebelumnya jualan gorengan, setelah dapat pinjaman Rp 2 juta bisa tambahan jualan bakso, yang dulu jual bakso bisa jual nasi uduk. Sehingga ekonomi keluarga terdukung," kata Jokowi.
Jokowi berharap, ke depan ibu-ibu bisa terus meningkatkan kesejahteraan keluarganya meskipun perjuangan di lapangan cukup berat. Tak hanya berjuang di sektor ekonomi, Jokowi berharap ibu-ibu membuat terobosan di sektor lingkungan dan hukum.
"Saya percaya peran sentral perempuan dalam mendidik anak-anak kita dan menopang ekonomi keluarga," pungkasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement