Jokowi Minta Para Menteri Waspadai Gejolak Ekonomi Global

Untuk menjaga keberlangsungan pembangunan nasional, maka pada 2020 prioritas pembangunan SDM tetap terus harus dikedepankan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 06 Mar 2019, 13:00 WIB
Presiden Jokowi menerima pemain Timnas U-22 Indonesia dan ofisial di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (28/2). Jokowi mengadakan pertemuan dengan Timnas U-22 Indonesia yang baru saja menjuarai turnamen Piala AFF U-22. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada para menteri untuk tetap mewaspadai gejolak ekonomi global pada 2020. Hal ini disampaikan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan yang agendanya penyusunan anggaran pemerintah untuk 2020.

"Saya ingin mengingatkan tahun ini maupun tahun depan kita harus mampu mengantisipasi dinamika perekonomian dunia yang terus bergerak berubah dengan sangat dinamis," ujarnya, Rabu (6/3/2019).

Jokowimenyebutkan faktor eksternal yang masih mendapat perhatian yaitu normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS), fluktuasi harga komoditas, perang dagang dan proteksionisme, moderasi pertumbuhan di Tiongkok, maupun keamanan dan geopolitik dunia.

"Terakhir kita juga harus terus menjaga momentum kinerja perekonomian kita yang tumbuh dengan positif," ujarnya.

Tidak hanya itu, Jokowi menekankan bahwa fokus kerja pemerintah pada 2020 tetap pada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).

"Untuk menjaga keberlangsungan pembangunan nasional, maka pada 2020 prioritas pembangunan SDM tetap terus harus dikedepankan menyambung prioritas SDM yang dimulai 2019 ini," tambah Jokowi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Misi Jokowi Genjot Pertumbuhan Ekonomi di 2019

Jokowi dan JK ngobrol santai usai Salat Jumat (Istimewa)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai pertumbuhan ekonomi pada 2018 yang mencapai 5,17 persen merupakan hal yang patut disyukuri. Terlebih saat ini kondisi ekonomi global tengah bergejolak.

Jokowi pun yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik pada 2019. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,3 persen di tahun ini.

Selain meningkatkan ketahanan faktor domestik terhadap sentimen internasional, Jokowi juga memiliki perhatian utama yang akan dikerjakan. 

Pertama, Jokowi kembali memiliki misi menggenjot ekspor dan mengurangi impor. "Dan juga mendorong barang-barang substitusi impor agar diproduksi di dalam negeri," ujar dia di JIExpo, Jakarta, Kamis (7/2/2019).

Misi kedua dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah dengan mendorong investasi sebanyak-banyaknya ke Indonesia.

"Kita terus memperbaiki menyederhanakan perizinan-perizinan yang ada di pusat maupun di daerah," tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonimian Darmin Nasution mengaku pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2018 cukup bagus. Hal itu jika diselaraskan dengan kondisi ekonomi dunia yang sampai saat ini penuh dengan gejolak.

Baginya, tidak banyak negara di dunia ini yang mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi negaranya masing-masing. Namun, pada kenyataannya Indonesia mampu menjaga tren positif ini.

"Cukup puas, dalam arti dalam situasi yang ada. Tapi kita kan sebenarnya lebih puas kalau 7 persen,gimana sih. Jadi jangan nanya cukup puas atau tidak," kata Darmin di Istana Kepresidenan, Rabu (6/2/2019).

Bagi Darmin, sebenarnya pemerintah bisa saja meningkatkan pertumbuhan ekonomi lebih dari sekarang, tergantung dari alokasi belanja pemerintah. Hanya saja hal itu akan beresiko terhadap jangka panjangnya.

Saat ini, pemerintah tengah fokus dalam pembangunan infrastruktur, karena ini adalah dasar untuk modal pertumbuhan ekonomi secara jangka panjang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya