Liputan6.com, Palembang - Buruknya infrastruktur jalan di Sumatera Selatan (Sumsel) tidak hanya dialami di Kabupaten Banyuasin dan Ogan Komering Ulu (OKU) saja. Akses jalan penghubung Kota Prabumulih dan Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) pun mengalami kondisi serupa.
Beberapa hari lalu, jalan penghubung PALI-Prabumulih melalui jembatan Payu Putat, di Kelurahan Payu Putat Kecamatan Prabumulih Barat terendam banjir selama sepekan, karena volume air Sungai Lematang meluap.
Aktifitas warga pun terganggu, karena jembatan darurat yang dibangun dari swadaya masyarakat terendam banjir. Bahkan pengendara sepeda motor yang ingin menyeberang, harus membayar jasa kapal penyeberangan sebesar Rp 10.000.
Baca Juga
Advertisement
Sandri, warga asal Tanah Abang Kabupaten PALI mengatakan, banjir seperti ini sering terjadi dan menghalangi para pengendara kendaraan menyeberang.
“Cuma ini akses satu-satunya untuk menyeberang, tapi terendam banjir. Saat banjir tinggi, saya terpaksa menyewa kapal untuk mengangkut sepeda motor agar tidak mogok,”ujarnya kepada Liputan6.com, Rabu (6/3/2019).
Ali Umar warga Kecamatan Prabumulih Barat Sumsel yang mengelola jembatan darurat mengaku, jembatan tersebut dibangun dengan swadaya masyarakat.
"Kalau tidak dibangun masyarakat, akses Kota Prabumulih - Kabupaten PALI via Jembatan Payu Putat tidak bisa dilalui,”ungkapnya.
Namun belum lama ini, ada salah satu petugas dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel yang telah mengukur panjang jembatan. Mereka berjanji akan membangun jembatan permanen di tahun 2019 ini.
Junaidi Anuar, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PALI mengungkapkan, ada 10 desa yang ada di Kecamatan Tanah Abang teredam banjir.
Sungai Lematang Meluap
"Banjir seperti ini merupakan banjir tahunan, karena luapan air dari Sungai Lematang akibat tidak dapat menampung air hujan. Kami tetap himbau warga agar waspada antisispasi kemungkinan buruk saat banjir maupun pasca banjir," ujarnya.
Saat air sungai meluap, rumah warga dan SDN 13 di Tanah Abang Kabupaten PALI juga ikut terendam. Meskipun proses belajar mengajar (PBM) masih berlangsung, namun para murid dilarang untuk bermain air bah di luar sekolah.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten PALI Kamriadi mengungkapkan, pihaknya selalu menginstruksikan seluruh kepala UPTD. Mereka bertugas untuk memantau dan mengawasi pelajar saat banjir.
"Kalau proses belajar mengajar tetap berjalan lancar, hanya saja untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Kondisi banjir belum sampai merendam ruang belajar, baru halamannya saja. Ini biasa terjadi setiap tahun,” katanya.
Advertisement