Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Satgas Antimafia Bola, Brigjen Pol Krishna Murti akhirnya memberi tanggapan atas postingan foto di akun media sosial miliknya yang seperti menyudutkan Arema FC. Saat itu, dia memposting foto kerusuhan antar suporter sepak bola di Liga 1.
Krisna Murti meminta maaf karena sudah memposting foto tersebut. Dia memposting foto suporter Arema FC dengan Persib Bandung pada Liga 1 2018 lalu. Arema menilai, postingan Krishnamurti ini justru membuka luka lama. Bahkan, mengganggu usaha klub untuk menciptakan perdamaian antar suporter.
Baca Juga
Advertisement
Dia menyadari, postingan tersebut menimbulkan kekecewaan di kubu Arema FC. Mantan Direktur Kriminal Polda Metro Jaya ini tidak bermaksud menyudutkan Aremania.
Melalui postingan tersebut, dia hanya ingin menyampaikan, agar suporter bisa lebih dewasa. "Saya tidak bermaksud menyudutkan tim tertentu. Saya hanya ingin menunjukkan bahwa kerusuhan sepak bola jangan terjadi lagi di Indonesia. Kebetulan foto dari tim tersebut (Arema), " tulis Krishnamurti melalui akun Instgram.
Dia mengaku, mengambil foto tersebut dari berita online dan bukan Hoaks. Sekarang, dia sendiri telah menghapus postingan tersebut. Secara terbuka dia menyampaikan permintaan maaf kepada Aremania
"Sebagai bagian dari Malang, saya tidak ingin kerusuhan terjadi lagi di Malang dan di kota-kota lain di Indonesia. Apalagi saya sangat mencintai Arema. Kapan-kapan kalau punya waktu, saya ingin bermain Malang, akan ketemu Arek-Arek Malang . Ingin minta maaf langsung . Jangan tersinggung. Yo rek yo.. Ojo kesuwen njae ne.. ."
Komentar Arema FC
Sebelumnya Arema FC mengaku cukup keberatan dengan postingan foto suporter yang sedang bertengkar itu.Foto pertikaian suporter itu terjadi tahun lalu antara pendukung Arema dan Persib Bandung. Kericuhan ini terjadi tahun lalu di pentas Liga 1.
Karena konflik di lapangan tersebut, kedua kubu sama-sama terkena sanksi dari PSSI.Selain denda Rp 350 juta, Arema dan Persib sama-sama mendapat sanksi dilarang menggelar pertandingan tanpa penonton dalam beberapa laga.
Menurut Media Officer Arema FC, Sudarmadji, postingan Krisnamurti justru mengganggu usaha -usaha klub untuk menciptkan perdamaian di antara suporter.
"Kami Menyayangkan upload status petinggi Polri tersebut. Mungkin beliau tidak tahu foto suporter dalam postingan tersebut. Namun kami tetap perlu memberikan tanggapan agar tidak terjadi pro dan kontra di tengah usaha klub liga 1 sedang kampanye perdamaian suporter agar sepakbola lebih baik," ujar Sudarmadji seperti keterangan tertulis yang diterima media.
Advertisement
Kejadian Lama
Sudarmadji menegaskan, Semua peristiwa itu terjadi 2018 . Insiden itu menjadi bahan intropeksi untuk klub dan suporter. Terbukti, Arema dan Aremania tidak mengajukan banding bahkan ikhlas menjalankan sanksi sampai Liga 1 berakhir.
"Setelah Liga 1 2018 berakhir, kami melakukan intropeksi bahkan bersinergi dengan kepolisian baik di Malang Raya maupun Polda Jatim agar kejadian serupa tidak terulang," papar Sudarmadji.
Arema berprasangka baik atas postingan itu . Sudarmadji percaya postingan Krishna Murti bertujuan agar aremania dan fans lain lebih kreatif. "Tapi bakal lebih bijak kalau tidak dengan mengambil contoh salah satu fans. Karena justru pro kontra. Apalagi rekan kami di kepolisian membawa misi mengayomi."