Liputan6.com, Amman - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi membuka program peningkatan kapasitas bagi pengungsi Palestina di Yordania pada 5 Maret 2019.
Pelatihan itu bertajuk Internasional Training of Trainers on Business Planning for Women in Refugee Camps: Women Empowerment to Achieve Sustainable Development Goals di Amman, Yordania.
"Tanggal 8 Maret adalah hari perempuan sedunia, saya ingin dedikasikan hari tersebut untuk perempuan Palestina, bagi peran mereka dalam perdamaian dan keamanan," tutur Menlu Retno saat membuka program, seperti yang dimuat Liputan6.com, Rabu (6/3/2019).
Menlu RI menegaskan kembali arti penting isu Palestina bagi Pemerintah dan masyarakat Indonesia, terutama dalam rangka pemberdayaan perempuan. Ditekankan bahwa perempuan memiliki peran krusial dalam pembangunan bangsa.
Baca Juga
Advertisement
"Palestina ada di jantung politik luar negeri Indonesia, isu Palestina dan pemberdayaan perempuan sangat dekat di hati saya," ucap Menlu Retno.
Lebih lanjut Menlu RI menyampaikan bahwa membangun sebuah bangsa Palestina, tidak mudah. Hal ini tidak dapat dilakukan dalam satu malam. Dibutuhkan kondisi yang kondisif, serta dukungan internasional baik dalam bidang ekonomi, pembangunan maupun pengembangan kapasitas.
Oleh karena itu, dukungan Indonesia melalui penyelenggaraan program pelatihan ini diharapkan dapat semakin memperkuat upaya untuk mempersiapkan Palestina dalam meraih kemerdekannya.
"Indonesia telah sejak lama telah memberikan dukungan bantuan kapasitas bagi Palestina, seperti antara lain dalam bidang pengembangan UMKM, pemberdayaan perempuan, good governance, pendanaan mikro maupun pelestarian lingkungan hidup, yang akan membentuk fondasi penting bagi pengembangan institusi Palestina," tegas Menlu Retno.
Terkait dengan pemberdayaan perempuan, Menlu RI secara khusus menyampaikan bahwa pemberdayaan perempuan Palestina tidak hanya akan menguntungkan secara ekonomi, namun juga akan memperkokoh infrastruktur sosio-ekonomi bangsa Palestina.
Melalui pelatihan dan pemberdayaan diharapkan masyarakat Palestina, dengan dibantu kontribusi dunia, dapat menciptakan kesempatan agar terlahir harapan kehidupan yang lebih baik di luar batas kamp pengungsi. Program-program peningkatan kapasitas dapat menjadi sebagai building blocks dalam membangun pemerintahan yang kokoh dan bermartabat.
Simak video pilihan berikut:
Menlu RI Mengapresiasi Peran Komunitas Internasional
Menlu RI Retno Marsudi mengapresiasi peran komunitas internasional, khususnya UNRWA dan organisasi-organisasi lainnya, yang terus bekerja keras bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat Palestina, terutama yang saat ini berada di berbagai kamp pengungsi.
Retno juga mengangkat kembali posisi Indonesia yang senantiasa mendorong negara-negara OKI untuk tegas dan berani dalam memberikan dukungannya kepada Palestina.
"Di pertemuan OKI minggu lalu, saya tegaskan bahwa tidak ada pilihan lain bagi OKI kecuali memberikan dukungan tegas dan konkrit bagi kemerdekaan Palestina," tegas Menlu Retno.
Pada kesempatan ini, Menlu RI juga menyaksikan penandatanganan letter on intent antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Palestina mengenai pemberian bantuan kemanusiaan untuk Gaza terkait pengadaan desalinasi air dan obat obatan serta alat alat kesehatan, yang di tanda tangani oleh Sekjen Kemlu RI, Duta Besar Mayerfas dan Duta Mazen Shamiyah, Assistant Minister for Asia, Africa and Australia , dari Kemlu Palestina.
Pelatihan bisnis untuk perempuan di kamp pengungsi akan dilaksanakan di Amman pada tanggal 5-8 Maret 2019. Pelatihan terdiri dari 30 peserta dari berbagai lembaga penanganan pengungsi di Palestina dan Yordania, termasuk UNRWA Palestina, UNRWA Yordania, Jordan Hashemite Charity Organization (JHCO), East Jerusalem Young Men Christian Association (YMCA), Women’s Centre Al Thouri Silwan, dan WAFAA Group-Palestine.
Tenaga ahli untuk pelatihan berasal dari Global Entrepreunership Network (GEN) Indonesia, yang berada di bawah Ciputra Foundation dan memiliki kemitraan dengan Queen Rania Foundation di Yordania, sehingga diharapkan dapat membantu membuka akses bagi para pengungsi Palestina kepada lembaga pembiayaan dan pengembangan UMKM.
Advertisement