Moeldoko: Hoaks dan Fitnah Tak Turunkan Elektabilitas Jokowi

Moeldoko juga meminta agar masyarakat dapat melawan penyebaran hoaks.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 07 Mar 2019, 04:22 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko usai mengisi acara di Malang, Jawa Timur (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Moeldoko mengklaim serangan hoaks dan fitnah tak membuat elektabilitas Jokowi turun.

Namun, dia mengaku hoaks dan fitnah yang beredar di masyarakat cukup mengganggu kerja timnya.

"Enggak, turun si enggak, cuma kan terganggu," kata Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (6/3/2019).

Moeldoko meminta agar masyarakat dapat melawan penyebaran hoaks. Pasalnya, menurut dia, pola kampanye hitam saat ini seperti dilaksanakan secara masif di daerah-daerah.

"Makanya presiden dalam setiap kesempatan mengatakan sekian persen orang percaya, hembusan hembusan fitnah itu. Makanya kita juga harus bereaksi," ujar Moeldoko.

Sebelumnya, menjelang Pilpres pada April 2019 mendatang, hoaks dan fitnah terus menyerang kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden, salah satunya capres petahana Joko Widodo atau Jokowi. Selain dituduh sebagai anggota PKI, Jokowi juga sering dituding mengkriminalisasi ulama dan antek asing.

 


Viral Video Kampanye Hitam

Belum hilang isu tersebut, Jokowi kemudian diserang dengan isu azan tak akan berkumandang apabila dirinya terpilih menjadi Presiden. Baru-baru ini, muncul video viral emak-emak yang menuding Jokowi akan menghapus mata pelajaran agama di sekolah.

Berikut isi pembicaraan video itu:

"Kita pikirkan nasib agama kita, anak-anak kita. Walau kita yang tidak menikmati, tapi 10, 5 tahun ke depan ini apa kita mau pelajaran agama di sekolah dihapus oleh Jokowi bersama menteri-menterinya. Itu kan salah satu programnya mereka. Yang pertama pendidikan agama dihapus dari sekolah-sekolah. Terus rencana mereka, menggantikan pesantren menjadi sekolah umum".

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya