Harga Emas Menguat Usai Sentimen Brexit Mereda

Harga emas menguat sehingga menghentikan pelemahan beruntun dalam tujuh sesi yang merupakan penurunan terpanjang dalam dua tahun terakhir.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Mar 2019, 06:59 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Harga emas menguat sehingga menghentikan pelemahan beruntun dalam tujuh sesi yang merupakan penurunan terpanjang dalam dua tahun terakhir.

"Dengan optimisme mengenai kesepakatan perdagangan dan Brexit mereda, suasana berisiko berkurang dan telah memungkinkan sejumlah kecil dukungan untuk logam mulia," tulis Analis Zaner Precious Metals dalam sebuah catatan seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (7/3/2019).

Harga emas untuk pengiriman April naik USD 2,9 atau 0,2 persen menjadi USD 1.287,60 per ounce.

Harga emas ini meningkat dari sebelumnya susut 0,2 persen. Berdasarkan data FactSet, harga emas untuk kontrak paling aktif berada di posisi USD 1.284,70 yang merupakan posisi terendah sejak 24 Januari.

Berdasarkan data Dow Jones Market, penurunan pada perdagangan Selasa menandai kerugian selama tujuh sesi berturut-turut, yang merupakan terpanjang sejak 10 Maret 2017.

Selain itu, harga perak melemah 0,1 persen menjadi USD 15.085 per ounce usai berakhir mendatar sebelumnya.

Sekretaris Negara AS, Mike Pompe menuturkan, Presiden AS Donald Trump akan menolak kesepakatan perdagangan dengan China terutama yang tidak sempurna. Zaner menilai, hal tersebut seperti peringatan sehingga mendukung harga emas.

Selain itu, emas sudah alami jenuh jual juga merespons positif dari berita negosiasi perdagangan AS-China terutama belum adanya kesepakatan.

Bursa saham AS yang tertekan juga mendukung kenaikan harga emas. Hal ini juga terjadi di tengah dolar AS yang stabil dan diperdagangkan lebih tinggi pada pekan ini sehingga mengimbangi faktor pendukung harga emas.

Indeks dolar AS cenderung mendatar di posisi 96,87. Akan tetapi, indeks dolar AS sudah naik 0,4 persen selama sepekan.

 


Selanjutnya

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Pada pekan lalu, harga emas sudah melemah 2,5 persen, dan alami penurunan paling tajam sejak Agustus. Hal itu didorong bursa saham AS dan global, serta dolar AS yang menguat mendukung mengurangi permintaan logam mulia sebagai aset safe haven pada pekan ini.

Namun, analis Goldman Sachs menuturkan, status safe haven kemungkinan akan melihat kinerja relatif lebih baik karena kekhawatiran resesi tetap ada dan sejumlah bank sentral utama terus mendiversifikasi aset cadangannya.

Pada pekan ini, pelaku pasar akan melihat data pekerjaan bulanan AS pada Jumat untuk melihat petunjuk mengenai rencana the Federal Reserve untuk menyesuaikan suku bunga.

Pada Rabu, Presiden the Federal Reserve New York John Williams menuturkan, patokan suku bunga adalah benar netral. Sumber pejabat utama menuturkan, the Federal Reserve belum akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

Adapun harga logam lainnya antara lain harga tembaga turun 0,5 persen ke posisi USD 2.919 per pound. Harga palladium meningkat 1,4 persen menjadi USD 1.486,40 per ounce. Harga platinum turun 1,2 persen ke posisi USD 828,10 per ounce.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya