Liputan6.com, New Brunswick - Seorang pilot Air Canada membuktikan bahwa tidak semua pahlawan mengenakan jubah, saat dirinya mentraktir piza satu penumpang pesawat yang terlantar di landasan udara Fredericton, New Brunswick, Kanada.
Menurut pemberitaan The Guardian yang dikutip Kamis (7/3/2019), seharusnya apenerbangan itu meninggalkan Toronto pada Senin 4 Maret menuju Halifax, Nova Scotia, namun harus dialihkan ke Fredericton karena cuaca buruk.
Advertisement
Penumpang pun terjebak di landasan salju dan tak bisa ke mana-mana, ketika pilot membuat keputusan untuk memesan 23 loyang piza secara delivery.
Minglers Restaurant and Pub di Oromocto yang menerima pesanan pilot Air Canada itu, Manajer Jofee Larivée kemudian setuju untuk mengirimkan piza sekitar 90 menit setelahnya.
Ketika piza tiba bandara, pegawai Minglers diizinkan memasuki landasan dan memanggil pilot serta kru kabin untuk menerima pesanan di pintu pesawat.
Seorang penumpang bernama Philomena Hughes memuji pilot yang mentraktir penumpang dan memberikan cukup informasi selama delay.
"Itu adalah sesuatu yang bisa sangat menegangkan; dia membuatnya terasa jauh lebih mudah," katanya. “Ada banyak bantuan, beberapa pilot Air Canada Jazz yang bepergian dalam pesawat turut membantu mengambil pizza dan mendistribusikannya."
"Semua orang menyumbang, jadi dia tak membayarnya piza itu sendiri."
Menurut Manajer Larivée, pilot menelepon kembali pada hari Selasa untuk berterima kasih kepada staf atas bantuan mereka menyiapkan piza teruntuk para penumpang terlantar di dalam pesawat.
Manajer Larivée juga mengatakan kepada CNN bahwa staf restorannya tertawa sepanjang malam tentang pesanan yang tidak biasa itu.
Saksikan juga video berikut ini:
Pilot AS Traktir Pizza 160 Penumpangnya
Sementara itu, mendapat banyak pesanan adalah hal wajar bagi restoran pizza di AS ini. Tapi yang tak biasa, si pemesan mengaku seorang pilot yang sedang terjebak di bandara sekitar 2 jam. Membutuhkan makanan untuk para penumpangnya.
"Aku mendapat telepon sekitar pukul 22.00, saat para pegawaiku hendak pulang. Pilot Gerhard Bradner mengatakan ia butuh pizza untuk 160 orang," kata manajer Domino's pizza Andy Ritchie, seperti dikutip Liputan6.com dari BBC, Kamis 10 Juli 2014.
Lanjut Ritchie, Bradner pun memesan 50 loyang pizza untuk para penumpangnya yang kelaparan karena tak ada persediaan makanan di kabin pesawat. Sekaligus sebagai kompensasi.
Dalam 30 menit, pegawai Andy pun harus menyelesaikan pesanan itu. Lalu mengantarnya ke bandara di Kota Cheyenne di negara bagian Wyoming.
"Seisi kabin bertepuk tangan setelah pilot mengumumkan kiriman pizza di pengeras suara," ujar sejumlah penumpang di pesawat itu.
Para pramugari pun segera membagikan pizza itu. Lalu sang kapten kemudian membayar pizza traktiran untuk para penumpang dengan uangnya sendiri. Tetapi, belakangan ia dihubungi oleh direktur maskapai Frontier, dijanjikan penggantian uang pizza dadakan tersebut.
"Aku bukanlah seorang pahlawan, aku hanya ingin memastikan para penumpang turun dari pesawat dengan senyum mengembang di wajah mereka," ujar Bradner.
Penerbangan maskapai Frontier Airlines yang dikemudikan oleh Gerhard Bradner, bertolak dari Washington DC menuju Denver ketika peristiwa nahas itu terjadi. Akibat badai petir yang terjadi di Kota Denver, pesawat yang mengangkut 160 penumpang itu terpaksa dialihkan ke Kota Cheyenne.
Burung besi dan seluruh isinya pun harus menunggu hingga cuaca kembali aman, sebelum kembali mengudara ke tujuan.
Advertisement