Liputan6.com, Jakarta - Lycie Joanna adalah finalis Puteri Indonesia 2019 yang terpilih mewakili Kepulauan Riau. Lulusan Universitas Bina Nusantara ini percaya diri dengan apa yang dimiliki untuk meraih mahkota kontes kecantikan tersebut.
Melalui ajang bergengsi ini, Lycie ingin menjalankan program sosialnya, yaitu sosialisasi bahasa isyarat. Niat mulia bermula kala Lycie bertemu dengan seorang teman tuli melalui hobinya.
"Pertemuannya bermula sejak saya mulai belajar membatik di Lampung," cerita Lycie ketika ditemui di daerah Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 7 Maret 2019. Salah satu dari teman-teman tuli ternyata memiliki hobi membatik. Ia merupakan seorang siswi SMP di Bandar Lampung. "Walaupun punya kekurangan, anak itu hebat sekali dalam membatik," tutur Lycie.
Baca Juga
Advertisement
Selama belajar membatik, Lycie sadar ia harus sering berkomunikasi dengan orang di sekitar, termasuk teman tulinya. "Karena itu, saya mulai tertarik belajar bahasa isyarat agar tahu cara membuat batik yang benar dan belajar darinya," lanjut gadis kelahiran 30 Juni 1996 tersebut.
Lycie merasa ada keterbatasan antara orang normal dengan teman tuli dalam hal berkomunikasi. Alasan itu pula yang mendorongnya belajar bahasa isyarat. Baginya, bahasa isyarat bisa jadi penolong untuk berkomunikasi dengan teman-teman tuli.
Lycie mengaku, ia sudah belajar bahasa isyarat selama empat bulan terakhir. Namun, ia sudah menguasai bahasa ibu dan bahasa SIBI, salah satu bagian dari bahasa isyarat yang ada di Indonesia.
"Bahasa isyarat di Indonesia ada tiga macam, yaitu SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia), ASL (American Sign Language), dan Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia)," terang salah satu finalis Puteri Indonesia 2019 tersebut.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kegiatan Bisnis Lycie Joanna
Tidak hanya bahasa isyarat, Lycie juga ingin membantu teman tuli di Lampung dari segi material. Apalagi, ia sedang menjalani kesibukan sebagai seorang pebisnis di bidang fashion.
Kegiatan sebagai pebisnis memberikannya peluang besar untuk membantu teman-teman disabilitas. "Saya mempekerjakan mereka sebagai karyawan sehingga memiliki penghasilan sendiri," tuturnya.
Dengan modal yang dimiliki, Lycie bermimpi membuka rumah bagi teman tuli untuk belajar bahasa isyarat secara gratis di Lampung dan di daerah-daerah lain nantinya.
Lycie melihat bahwa masyarakat masih kurang peduli dengan bahasa isyarat. Karena itulah, ia ingin mengadakan sosialisasi bahasa isyarat pada masyarakat luas apabila memperoleh gelar Puteri Indonesia 2019.
"Harapannya, tidak ada lagi keterbatasan komunikasi antara kita dan teman-teman tuna rungu," ujarnya. Gadis ini tetap ingin menjalankan bisnis di samping pengenalan bahasa isyarat. "Karena sebagian penghasilan saya akan disumbangkan untuk teman-teman tuli," tambahnya.
Lycie juga memiliki pesan pada masyarakat Indonesia agar ikut belajar bahasa isyarat. "Kita pasti bertemu dengan mereka (teman-teman tuli) dalam kehidupan kita, karena itu kita harus bisa berkomunikasi dengan mereka, salah satunya belajar bahasa isyarat," pesannya.
Baginya, bukan hanya teman-teman tuli saja yang bisa bahasa isyarat, masyarakat umum pun harus mampu menguasainya. (Esther Novita Inochi)
Advertisement