Liputan6.com, Jakarta - Pada Sabtu 8 Maret 2014, insiden nahas terjadi. Pesawat Malaysia Airlines MH370 hilang tanpa jejak. Tak ada yang tahu di mana dan mengapa kapal terbang yang membawa 239 orang itu lenyap dan tak ditemukan.
Lepas tengah malam, pada pukul 00.41, MH370 lepas landas dari Bandara Internasional Kuala Lumpur. Boeing 777-200ER itu dijadwalkan mendarat di Beijing, China pada pukul 06.30 di hari yang sama.
Baca Juga
Advertisement
Pencarian besar-besaran yang menelan biaya hingga US$ 141 juta telah dilakukan di Samudera Hindia. Namun akhirnya dihentikan karena tak ada hasil.
Sementara, puing-puing pecahan pesawat yang ditemukan di pesisir Samudera Hindia tak memberikan petunjuk di mana MH370 berakhir.
Dalam pertemuan dengan seorang janda korban kecelakaan MH370 pada Minggu 3 Maret 2019, PM Malaysia Mahathir Mohamad berjanji akan melanjutkan pencarian pesawat nahas itu. Selama ada harapan.
Namun hingga kini, pesawat itu tak ditemukan beserta penumpangnya. Ada sejumlah teori aneh yang menyelimuti misteri ini. Seperti dikutip dari berbagai sumber, Kamis (7/3/2019), berikut 5 teori aneh seputar MH370:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Ditembak Jatuh
Pada pertengahan Maret 2018, seorang pria asal Australia membuat klaim sensasional bahwa ia telah menemukan puing MH370 via pelacakan visual Google Earth.
Peter McMahon, seorang insinyur mekanik dan penyelidik kecelakaan amatir, menghabiskan waktu bertahun-tahun lamanya menyisir Samudra Hindia via Google Earth, untuk mencari bangkai pesawat tersebut.
Menurut McMahon, sebagaimana dilaporkan oleh Daily Mail, puing-puing penerbangan tersebut diklaimnya penuh dengan lubang peluru, dan terletak hanya beberapa mil di selatan Round Island, yang berada di wilayah Mauritius.
Advertisement
2. Vladimir Putin Tahu Penyebab Kecelakaan MH370
Muncul teori yang menyebut bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, sengaja menyembunyikan penyebab kecelakaan pesawat MH370.
Berbicara kepada Daily Star, seorang narasumber bernama Andre Milne menyebut penerbangan MH370 membuat pendaratan "selokan lunak" di Teluk Benggala di Samudra Hindia. Hal itu, diakuinya, telah disadari sedari awal oleh presiden Rusia.
"Satelit mata-mata yang ditempatkan oleh Rusia di atas Samudera Hindia melihat kumpulan puing pesawat," kata Milne.
"Alasan Presiden Putin tidak mengangkat tangan dan mengatakan kebenaran di balik hilangnya MH370, karena secara teknis ia berisiko mengakui spionase," lanjut Milne menjelaskan.
Milne menambahkan bahwa jika sebuah kelompok pencari memberanikan diri ke Teluk Benggala, mereka akan menemukan "puing tanpa flaperon" di dasar laut.
3. Penumpang Tambahan Misterius
Apakah ada penumpang tambahan misterius dan mengambil alih kendali pesawat Boeing 777 yang nahas itu?
Pertanyaan itu muncul bersamaan dengan diajukannya gugatan di pengadilan tinggi Amerika Serikat, oleh sebagian besar keluarga korban kecelakaan MH370.
Dijelaskan kembali oleh Andre Milne bahwa pemerintah Malaysia menyebut MH370 mengangkut 239 orang.
Padahal, data resmi sebelum lepas landas, penumpang yang duduk di kabin berjumlah 226 orang, di mana empat orang gagal naik. Jumlah tersebut ditambah dengan keseluruhan awak kabin sebanyak 12 orang, sehingga seharusnya total menjadi 238 orang.
Advertisement
4. Retakan pada Pesawat
Bisa jadi teori yang paling prosains, namun juga paling bisa dipercaya, adalah dugaan muncul retakan pada badan atau sayap pesawat, sehingga memengaruhi laju efektifnya.
Enam bulan sebelum MH370 menghilang, badan pengawas penerbangan AS memperingatkan berbagai maskapai penerbangan dunia, bahwa armada Boeing 777 berisiko memiliki masalah keretakan, yang dapat menyebabkan penurunan tekanan katastrofik.
Lembaga Aviasi Federal mengeluarkan peringatan terakhir hanya dua hari sebelum MH370 menghilang, yakni ketika ditemukan sebuah celah seluas 15 inci di salah satu armada Boeing 777 di Amerika Utara.
Namun, Daily Mirror mengklaim: "Boeing mengatakan bahwa peringatan FAA tidak berlaku untuk jet yang hilang karena tidak memiliki antena yang sama dengan sisa Boeing 777."
5. Pembajakan oleh Penjahat Siber
Dalam sebuah buku berjudul Beneath Another Sky: A Global Journey into History, penulis sekaligus sejarawan terkemuka dunia, Norman Davies, mengatakan bahwa teknologi yang dirancang untuk mencegah serangan teror 9/11 memungkinkan pesawat dikendalikan dari jarak jauh, di mana berisiko dimanfaatkan oleh pembajak siber.
Dia menyebut MH370, yang dilengkapi dengan komputer Boeing Honeywell Un-interruptible Autopilot, bisa diretas dan kemudian diprogram ulang untuk diterbangkan ke lokasi rahasia.
Davies mengatakan kepada The Sunday Times bahwa MH370 mungkin membawa material atau penumpang yang "sensitif" ke Beijing, membuatnya menjadi subyek dari dua upaya penculikan.
"Ada laporan bahwa detail kargo dalam manifes tidak bertambah. Saya tidak tahu apa yang mungkin ada tetapi mungkin membawa sesuatu yang tidak diinginkan ke China," ujar Davies berteori.
Advertisement