BTN Siapkan Rp 150 Miliar Bikin Perusahaan Modal Ventura

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk telah menyiapkan Rp 150 miliar untuk pembentukan Perusahaan Modal Ventura (PMV).

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 07 Mar 2019, 20:44 WIB
Petugas menata tumpukan uang kertas di ruang penyimpanan uang "cash center" BNI, Jakarta, Kamis (6/7). Tren negatif mata uang Garuda berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai bangkit ke zona hijau (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) telah menyiapkan Rp 150 miliar untuk pembentukan Perusahaan Modal Ventura (PMV). Ini menjadi opsi dalam mengeksekusi sinergi alat pembayaran digital dengan LinkAja

Direktur Utama BTN, Maryono mengatakan, apa yang dilakukan ini bentuk komitmen perusahaan dalam mewujudkan efisiensi perusahaan melalui sinergi antar BUMN.

"Bank BTN mendapatkan saham sebesar 7 persen yang akan dieksekusi dengan dua pilihan. Pertama, BTN membentuk Perusahaan Modal Ventura (PMV) yang akan dibentuk akhir tahun ini," tegas Direktur Utama BTN Maryono, Kamis (7/3/2019).

Maryono menuturkan, nilai pendirian PMV telah disiapkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2019 modal sekitar Rp 150 miliar.

Namun demikian, Maryono juga menyampaikan peluang lain selain mendirikan PMV baru, yaitu dengan cara membeli produk dana ventura khusus LinkAja.

Maryono menuturkan, BTN termasuk beruntung dengan adanya sinergi yang dilakukan himbara dan BUMN lain yaitu Telkom, Pertamina, serta Jiwasraya dalam LinkAja.

Karena sistem pembayaran non tunai yang dikembangkan oleh perusahaan patungan BUMN tersebut yaitu PT Fintek Karya Nusantara atau Finarya dapat memberikan kemudahan bagi nasabah. 

"Ini juga bentuk kerja sama kami agar tidak kalah bersaing dengan fintech lain yang sudah bergelut di sistem pembayaran QR," pungkas Maryono. 

 


LinkAja Bakal Jadi Pesaing Dompet Digital Lain?

Ilustrasi aplikasi LinkAja. (Foto: LinkAja)

Sebelumnya, sinergi BUMN resmi meluncurkan LinkAja, yang merupakan layanan uang digital. Ini merupakan gabungan dari berbagai layanan uang digital BUMN yang berganti wajah menjadi satu dalam LinkAja.

LinkAja merupakan bentuk komitmen dari BUMN dalam menghadirkan layanan keuangan elektronik yang lebih baik dan lengkap bagi masyarakat Indonesia dengan memanfaatkan jaringan bisnis kredibel milik BUMN.

Lalu, mampukah LinkAja bersaing dengan perusahaan sejenis seperti Go-Pay, OVO dan lain sebagainya?

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Survey dan Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, dengan hadirnya LinkAja, akan meramaikan pasar uang elektronik yang saat ini sudah ada.

"Kita ikut meramaikan saja, bukan hadir sebagai pesaing. Customer base mereka (Go-Pay, dan lainnya) juga belum banyak, sekitar 19 juta," kaya Gatot kepada wartawan, Jumat 22 Februari 2019.

Dijelaskan Gatot, untuk tahap awal[ LinkAja ]( 3901278 "")bakal digunakan dalam pelayanan perbankan BUMN yang bersifat mandatori. Seperti pilihan dalam membayar gerbang tol, parkir di berbagai fasilitas yang dikelola BUMN, dan lain sebagainya.

"Potensi pasarnya masih cukup besar. Sekarang sudah terjadi ekosistemnya misal di pembayaran jalan tol, tinggal kita akselerasi peralatan untuk bisa pakai QR code," tegas dia.

Hadirnya LinkAja ini, tujuan utamanya adalah memberikan efisiensi kepada bank-bank BUMN. Dengan begitu, mulai saat ini bank-bank BUMN tidak lagi berinvestasi sendiri-sendiri dalam penyelenggaraan uang elektronik dan sistem pembayaran digital.

"Ini customer base-nya bank-bank BUMN. Bareng bareng promosinya jadi tidak duplikasi," ucap Gatot.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya