Wisatawan yang Masuk Kabupaten Konservasi Tambrauw Harus Punya Pin

Sadar akan potensi wisata yang dimilikinya, Kabupaten Tambrauw kini menerapkan segudang strategi menjadi destinasi wisata unggulan.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 08 Mar 2019, 16:00 WIB
Foto: Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata.

Liputan6.com, Jakarta Sadar akan potensi wisata yang dimilikinya, Kabupaten Tambrauw di Papua Barat kini tengah menerapkan segudang strategi untuk menjadi destinasi wisata unggulan di Indonesia.

Guntur Sakti, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata mengatakan, kemajuan destinasi wisata tergantung oleh komitmen CEO-nya, yaitu kepala daerahnya. 

"Saya dibuat kagum karena sepanjang 680 km jalan yang dibangun di Kabupaten Tambrauw untuk membuka aksesibiltas merupakan dana APBD," ujar Guntur, menurut informasi resmi yang diterima Liputan6.com.

Merespon hal itu, Bupati Tambrauw Gabriel Asem mengatakan, demi mempercepat pertumbuhan pariwisata Tambrauw, pembangunan infrastruktur memang menjadi prioritas.

Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan menuju ke destinasi wisata memang tengah dibangun. Bahkan saat ii bandara di Sausapor sudah siap dengan jalan akses menuju bandara selebar 50 meter.

"Ke depannya, kita akan aspal jalan menuju bandara, lalu menuju Kabupaten pusat pemerintahan yang baru di Fef," jelas Gabriel.

Lebih lanjut Gabriel menjelaskan, aksesibilitas memasuki Tambrauw, dapat melalui dua titik, Manokwari dan Sorong. Wisatawan bisa masuk melalui Manokwari atau Sorong menggunakan direct flight dari Jakarta atau Makassar, kemudian dilanjutkan menggunakan moda transportasi darat, laut, atau udara menuju Tambrauw.

Selama 7 tahun pemerintahan, pihaknya telah menghabiskan dana hingga Rp 10 miliar untuk mempersiapkan segala hal yang dapat mendukung promosi sektor pariwisata mulai dari infrastruktur, jalan, jembatan, listrik, telekomunikasi, air bersih, hingga pembangunan cottage. Untuk itu pada 2019, Tambrauw pun mulai mengundang investor untuk berinvestasi seperti Papua Diving dan Gajah Tunggal Group.

Sarana telekomunikasi dan internet di Tambrauw diakui Guntur Sakti sangat diperlukan untuk menjadikan Tambrauw sebagai destinasi wisata unggulan yang online, dapat eksis dan viral di media sosial.

"Konektivitas diperlukan agar destinasi tidak offline. Masa depan Tambrauw sebagai destinasi pariwisata, salah satunya dengan terbukanya destinasi tambrauw di dunia maya," ujar Guntur.

 


Kabupaten Konservasi

Foto: Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata.

Sebagai sebuah kabupaten, Tambrauw memiliki potensi pariwisata yang besar. Zona pariwisata ini dibagi menjadi dua, Blue Wonder dan Green Wonder.

Blue Wonder merupakan potensi pariwisata yang berada di sekitar pesisir pantai meliputi peninggalan tank perang dunia ke II, habitat burung cendrawasih, pulau dua, serta pantai Jeen Womom yang menjadi habitat terbesar penyu belimbing.

Sementara itu, Green Wonder merupakan potensi pariwisata di sekitar pegunungan yang meliputi Bukit Sontiri dengan fenomena ribuan jaring laba-laba di pagi hari, mata air panas War Aremi, pemandangan matahari terbit di distrik Miyah, panorama air terjun Anenderat, serta pengamatan Cendrawasih dan satwa lainnya.

Dengan kekayaan flora dan fauna tersebut, Tambrauw kini dijadikan sebagai kabupaten konservasi. Istilah kabupaten konservasi sendiri mulai didengungkan oleh Gabriel Asem, saat terpilih menjadi Bupati Tambrauw pada 2011.

Sebagai satu kabupaten hasil pemekaran di daerah "Kepala Burung" Papua, Tambrauw yang luasnya sekitar 1,1 juta hektare, sekitar 80 persennya adalah hutan dengan fungsi lindung dan konservasi. Namun, saat ini Pemda sedang melakukan sinkronisasi dengan Pemerintah pusat mengenai penyediaan ruang untuk pengembangan pariwisata.

"Awalnya pembagian adalah 80 daerah konservasi dan 20 daerah yang bisa dikelola. Tetapi sekarang kita lakukan revisi menjadi 60-40. Jadi, 40 itu adalah ruang yang bisa dikelola, di dalamnya ada pertanian hingga pariwisata," ujar Gabriel Asem.

 

 


Pin Wisata

Foto: Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata.

Sebagai upaya menjaga pelestarian alam sekaligus sebagai ekowisata baru, Pemerintah Kabupaten Tambrauw meluncurkan Pin Tambrauw untuk pemeliharaan lingkungan kawasan strategis pada Rabu (6/3) di Hotel Je Meridien, Sorong, Papua Barat.

Setiap wisatawan yang ingin mengunjungi Tambrauw harus membeli Pin dan dikenakan biaya tarif masuk. Untuk wisatawan domestik dikenai tarif Rp 200 ribu, sementara wisatawan mancanegara harus membayar tarif sebesar Rp 400 ribu. Pin ini dapat dibeli di bandara Domine Eduard Osok di Sorong Papua Barat mulai Kamis, 7 Maret 2019.

Tambrauw menargetkan pariwisatanya siap untuk dipromosikan pada 2019 sehingga dapat mendatangkan 5.000 wisatawan tahun ini. Walaupun belum terdata secara spesifik, namun menurut Gabriel Asem hingga saat ini Tambrauw menjadi pilihan destinasi wisata bagi para wisatawan mancanegara asal Eropa, seperti Prancis dan Belanda, khususnya para pencinta burung.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya