Liputan6.com, Jakarta Untuk mencapai masa depan yang lebih baik, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dinilai sebagai sosok yang 'agresif' dan terstruktur dalam program. Hal itu menjadi nilai positif selama lima tahun berturut-turut.
Ya, Arief Yahya kembali menorehkan tinta emas diajang Men's Obsession Award sebagai best individual achievers dalam kategori ministers.
Advertisement
Penghargaaan itu dihelat oleh Obsession Media Group (OMG), media yang berpengaruh dan punya spesifikasi mengeksplorasi profil dan reputasi tokoh-tokoh nasional. Nama pemenang muncul lewat proses seleksi ketat. Semua mengacu pada riset yang dilakukan Indonesia Research and Survey (IReS).
Dalam ajang itu, Arief Yahya menyebut bahwa penghargaan tersebut merupakan apresiasinya terhadap seluruh tim Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang bekerja keras mengejar target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.
Sekaligus menjadikan sektor pariwisata sebagai pencetak devisa negara terbesar. "Terima kasih atas kepercayaan ini," kata Arief Yahya, Kamis (7/3).
Bukan hanya itu saja, dengan penghargaan tersebut, Arief Yahya mengatakan tingkat kepercayan diri dalam mengerjar target 20 juta kunjungan wisman di 2019 meningkat.
"Formula terbaik kami sudah siapkan untuk memaksimalkan seluruh program yang ada. Kami punya keyakinan tinggi untuk mendapatkan hasil terbaik," katanya.
Dengan tambahan penghargaan ini, Mantan Dirut Telkom beserta jajarannya kini makin percaya diri. Sepanjang 2018, kementerian di bawah komandonya memperoleh 66 penghargaan dari lembaga-lembaga yang kredibel.
Kemenpar pun terpilih sebagai The Best Ministry Of Tourism atau Best National Tourism Organization (NTO) se-Asia Pasifik di ajang TTG Travel Awards 2018.
Bukan itu saja, World Travel & Tourism Council (WTTC) menempatkan Indonesia di posisi sembilan, negara dengan pertumbuhan wisman tercepat di dunia nomor tiga di Asia dan nomor satu di Asia Tenggara.
Kunjungan Wisman ke Indonesia tumbuh 22 persen. Angka tersebut berarti tiga kali lipat dibanding rata-rata pertumbuhan regional Asia Tenggara (tujuh persen). Bahkan pertumbuhan dunia saja hanya enam persen.
Pertumbuhan pariwisata Indonesia yang meroket juga sejalan dengan pertumbuhan investasi di sektor pariwisata. Pariwisata makin terlihat seksi dimata investor. Hingga kuartal I pada 2018, nilai realisasi investasi pariwisata sudah mencapai 21,67 persen atau USD433,5 juta.
Padahal target 2018 hanya sebesar USD2 juta. Bahkan devisa dari sektor pariwisata pada 2018 diproyeksikan mencapai USD17,6 miliar. Angka tersebut didapatkan dari kunjungan 16 juta wisman di tahun 2018.
"Artinya pariwisata kita tumbuh signifikan. Performanya tetap positif. Meskipun saat ini hasil devisa tahun 2018 masih dalam tahap penghitungan," ungkapnya.
Pencapaian pun tak berhenti disitu saja. Pengembangan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang dikembangkan sebagai 'Bali Baru' mengalami kemajuan signifikan. Utamanya dalam unsur 3A (Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas).
Penambahan penerbangan langsung terus dikebut diseluruh DPP. Begitu juga pengembangan amenitas yang disesuaikan dengan kebutuhan serta keunggulan daerah. Bahkan terbaru, Mandalika bersiap mewujudkan mimpi menjadi tuan rumah penyelenggaraa MotoGP pada 2021.
"Keinginan kami hanya satu. Menjadikan pariwisata sebagai core ekonomi bangsa. Kami yakin pariwisata bisa membawa banyak kesejahteraan untuk Indonesia," ujar Arief Yahya.
(*)