Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan kasus pelanaggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat yang belum selesai sampai sekarang.
"Tentang pelanggaran HAM berat masa lalu, kita berkomitmen untuk menyelesaikan," ujar Ma'ruf ketika menerima Relawan Utama Amanah Jokowi-Ma'ruf Amin di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/3/2019).
Advertisement
Mustasyar PBNU itu menuturkan metode penyelesaian yang dipakai yaitu pendekatan yudisial dan non yudisial berupa mediasi. Penyelesaian secara non yudisial disebut Ma'ruf sebagai islah sesuai ajaran agama Islam.
"Bagi agama Islam, islah menjadi salah satu solusi dan dianggap sesuatu yang baik. Ada ayat yang mengatakan, tidak ada kebaikan dari pembicaraan manusia kecuali tiga hal. Satu menyuruh orang bersedekah, menyuruh orang berbuat baik, dan mengislahkan. Bagaimana mengislahkan? Harus ada kemauan semua pihak," jelas cawapres Jokowi ini.
Ma'ruf mengakui sulit untuk mencari korban penculikan 1998, apalagi mencari pelakunya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pembunuhan Presiden Jhon F Kennedy
Dia bahkan mencontohkan dengan pembunuhan presiden Amerika Serikat ke-35 John F. Kennedy yang tak kunjung terungkap pelakunya
"Memang tidak mudah mencari orang hilang yang tidak jelas (keberadaannya) itu tidak mudah. Bahkan mencari pembunuh John Kennedy di Amerika negara yang canggih itu saja juga masih sulit. Itu orangnya yang bunuh pintar, ini yang nyulik mungkin pintar sekali," ujar Ma'ruf.
Kendati demikian, Ma'ruf bersama petahana Joko Widodo tidak putus asa menuntaskan kasus pelanggaran HAM.
"Tapi komitmennya tetap menyelesaikan kasus yang belum selesai, termasuk pelanggaran HAM berat, termasuk orang yang hilang. Kita tidak boleh berputus asa," tandasnya.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka
Advertisement