Liputan6.com, Jakarta - Meski sudah tiga tahun meluncur di pasaran, Pokemon Go, gim besutan Niantic Labs ini ternyata masih banyak dimainkan oleh gamer setianya.
Berdasarkan data dari Sensor Tower via Variety, Minggu (10/3/2019), gim berbasis augmented reality (AR) tersebut telah berhasil meraup untung sebesar US$ 2,45 miliar atau sekira (Rp 34 triliun) hingga saat ini.
Menurut Sensor Tower, dari semua judul gim Pokemon, belum ada yang mampu mendekati pencapaian yang telah diraih oleh Pokemon Go.
Ini termasuk beberapa judul gim, seperti Pokemon Shuffle, Pokemon Duel, Pokemon Quest, Pokemon: Magikarp Jump, dan Pokemon TCG Online.
Baca Juga
Advertisement
Berkaca dari pencapaian tersebut, sedikit mengherankan memang beberapa waktu di masa lalu Pokemon Go sepi pemain.
Namun, lewat pembaruan konten--fitur trade dan PvP (player versus player)--beberapa bulan terakhir ini, banyak pemain lawas Pokemon Go kembali bermain gim.
Selain itu, perusahaan juga semakin rajin melakukan event Pokemon Go di seluruh dunia.
Pada event itu, trainer Pokemon berkesempatan untuk menangkap monster langka ataupun item khusus.
Pendapatan Pokemon Go Malah Melonjak
Masa keemasan Pokemon Go harus diakui telah meredup. Alasannya, kepopuleran gim tersebut sudah mulai tergeser sejumlah gim anyar.
Kendati demikian, 2018 ternyata menjadi tahun yang menguntungkan bagi Niantic. Kehadiran sejumlah fitur dan modus baru menumbuhkan kembali antusiasme pemain.
Bahkan berdasarkan laporan dari Sensor Tower, tahun lalu pendapatan gim ini meningkat cukup tinggi, yakni US$ 795 juta (Rp 11 miliar). Dikutip dari GameSpot, Senin (14/1/2019), peningkatan itu mencapai 35 persen dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan, pendapatan itu tidak lepas dari pembelian yang dilakukan pemain sepanjang 2018. Pembelian paling tinggi dilakukan pemain asal Amerika Serikat yakni US$ 262 juta, yang disusul pemain asal Jepang dengan nilai US$ 239 juta.
Tidak hanya itu, pembelian harian di Pokemon Go juga mencatatkan hasil positif. Rata-rata pembelian yang dilakukan di gim ini adalah US$ 2,2 juta untuk satu hari selama 2018.
Catatan pembelian paling tinggi terjadi pada Desember 2018, yakni US$ 75 juta. Jumlah ini naik dari sebelumnya sebesar US$ 57,2 pada 2017.
Advertisement
Pembesut Pokemon Go Kini Bernilai Rp 58 Triliun
Niantic sendiri belum lama ini baru saja mengantongi suntikan dana sebesar US$ 200 juta.
Dengan suntikan dana sebesar itu, kekayaan Niantic kini bertambah dan menjadi senilai US$ 4 miliar atau setara dengan Rp 58 triliun!
Ini bukan pertama kalinya Niantic mengantongi dana segar. Pada 2017 misalnya, mereka juga mendapatkan suntikan dana sebesar US$ 200 juta, yang membuat valuasi perusahaan menjadi US$ 2,7 miliar.
Dilansir Polygon, suntikan dana terbaru tersebut, menandakan kalau investor masih percaya dengan Niantic, walau pada kenyataannya pamor Pokemon Go sudah mulai meredup jika dibandingkan pada 2016 lalu.
Namun setidaknya, Pokemon Go masih berada di dalam daftar 200 aplikasi yang paling banyak diunduh di Amerika Serikat (AS).
Dibandingkan dengan Epic Games--pengembang Fortnite--jumlahnya bisa sebesar US$ 4 miliar pada awal 2018. Nah, bedanya, saat mendapatkan suntikan dana pada akhir Oktober 2018, valuasi pembesut Fortnite ini melonjak menjadi US$ 15 miliar.
(Ysl/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: