3 Hal tentang Banjir Madiun yang Lumpuhkan Tol Ngawi-Kertosono

Namun kini, banjir Madiun berangsur surut. Jalan Tol Ngawi-Kertosono sudah mulai dibuka kembali.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 08 Mar 2019, 16:32 WIB
Daftar 15 Kabupaten di Jawa Timur yang Dilanda Banjir (FOTO: Liputan6/ Dok BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Luapan air sungai Sungai Glonggong membuat banjir Madiun, Jawa Timur (Jatim) terjadi. Selain luapan sungai, curah hujan yang tinggi juga membuat sistem drainase lumpuh, sehingga banjir tak dapat dihindari.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 15 kabupaten di Jawa Timur terendam banjir. Data sementara BNPB menyebutkan, 12.495 kepala keluarga (KK) terdampak banjir. Sebagian masyarakat kini mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Tak hanya itu, banjir Madiun ini juga membuat PT Jasamarga Ngawi Kertosono menutup sementara jalan Tol Ngawi-Kertosono.

Banjir tersebut terjadi di KM 603 sampai dengan KM 604 mulai Rabu, 6 Maret 2019 petang pukul 22.00 WIB hingga Kamis, 7 Maret 2019 pagi.

Namun kini, banjir berangsur surut. Jalan Tol Ngawi-Kertosono sudah mulai dibuka kembali.

Berikut 3 hal soal banjir Madiun yang dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


1. Jalan Tol Ditutup

Jalan Tol Ngawi Kertosono KM 604+000 Madiun Jawa Timur Banjir (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

PT Jasamarga Ngawi Kertosono menutup sementara jalan Tol Ngawi-Kertosono akibat banjir di KM 603 sampai dengan KM 604 mulai Rabu, 6 Maret 2019 petang pukul 22.00 WIB hingga Kamis, 7 Maret 2019 pagi akibat banjir imbas meluapnya Sungai Glonggong di wilayah itu.

"Sehubungan dengan tingginya curah hujan di wilayah Madiun, kami mohon bantuan kepada seluruh pengguna tol ruas Ngawi Kertosono untuk merencanakan perjalanan dan memperhatikan kondisi kendaraan sebagai antisipasi," kata Manager Umum dan Sumber Daya Manusia (SDM) PT Jasamarga Ngawi-Kertosono (JNK), M Ridwan, seperti dikutip laman Antara, Kamis, 7 Maret 2019.

Ridwan mengatakan, banjir terjadi karena curah hujan deras dan terjadi cukup lama pada hari Selasa dan Rabu sehingga menyebabkan genangan air di beberapa lokasi di sekitar jalan tol, salah satunya di sekitar ruas jalan tol.

Meski sempat ditutup, kini Tol Ngawi-Kertosono kembali dibuka setelah banjir di kawasan tersebut mulai surut. Sejumlah kendaraan dari arah Jakarta kini diperbolehkan kembali melewatinya dengan batasan kecepatan maksimal 40 km per jam.

"Alhamdulillah yang sebelumnya kami tutup sudah mulai dibuka sejak pukul 02.30 WIB, dan mulai pagi ini kendaraan arah Jakarta diperkenankan melewati akses tersebut," kata Area Manager Tol Ngawi-Kertosono, Sabililah, dikutip Antara, Jumat (8/3/2019).

Meski telah dibuka, kata Sabil, namun pihak PT JNK tetap memasang sejumlah rambu lalu lintas di sekitar KM 603 hingga KM 604, tujuannya agar pengendara bisa tetap berhati-hati karena masih adanya genangan air di sisi tepi tol.

"Untuk tepi ruas jalan tol ketinggian genangan air masih sekitar mata kaki orang dewasa, namun di sisi tengah sudah surut dan bisa kembali dilewati normal," katanya.


2. Rendam 15 Kabupaten

Banjir menerjang wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat. (Dok. Basarnas)

Tak hanya itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 15 kabupaten di Jawa Timur terendam banjir.

Banjir di Jatim ini disebabkan oleh luapan sejumlah sungai dan curah hujan yang tinggi, sehingga sistem drainase lumpuh.

Data sementara BNPB menyebutkan, 12.495 kepala keluarga (KK) terdampak banjir. Sebagian masyarakat kini mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, berdasarkan laporan Pusdalops BPBD Jawa Timur, tercatat ada 15 kabupaten yang mengalami banjir.

15 Kabupaten itu adalah Kabupaten Madiun, Nganjuk, Ngawi, Magetan, Sidoarjo, Kediri, Bojonegoro, Tuban, Probolinggo, Gresik, Pacitan, Tranggalek, Ponorogo, Lamongan dan Blitar. Daerah yang paling parah adalah Kabupaten Madiun.


3. Curah Hujan Tinggi

Jalan penghubung PALI-Prabumulih melalui jembatan Payu Putat, di Kelurahan Payu Putat Kecamatan Prabumulih Barat terendam banjir (Liputan6.com / Nefri Inge)

Sutopo juga menjelaskan, aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) di Samudera Hindia menyebabkan curah hujan tinggi di kawasan Indonesia. MJO adalah fenomena gelombang atmosfer yang bergerak merambat dari barat (Samudera Hindia) ke timur dengan membawa massa udara basah.

"Masuknya aliran massa udara basah dari Samudera Hindia meningkatkan potensi curah hujan bagi daerah-daerah yang dilalui.

Fenomena ini dapat bertahan hingga satu minggu," kata Sutopo dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Kamis, 7 Maret 2019.

Curah hujan yang tinggi diperparah oleh adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia Barat Sumatera yang membentuk daerah pertemuan angin cukup konsisten di wilayah Sumatera, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Jawa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya