Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan hasil Survei Pemantauan Harga yang dilakukan bank sentral menunjukkan terjadi inflasi sebesar 0,07 persen pada Maret.
"Inflasi berdasarkan survei pemantauan harga minggu pertama di bulan Maret diestimasikan inflasi (mtm) 0,07 persen. Kalau (yoy) 2,44 persen," kata Perry di Kompleks Gedung BI, Jumat (8/3/2019).
Advertisement
Kendati demikian, dia mengungkapkan kondisi harga komoditas pangan di pasar masih seperti bulan sebelumnya, yaitu cenderung turun.
"Sebagaimana bulan sebelumnya harga-harga pangan menujukkan kecenderungan menurun seperti daging ayam ras, cabai merah, telur ayam dan berbagai sayur mayuran," jelas dia.
Akan tetapi, ada komoditas yang menunjukkan lonjakan harga, yaitu bawang merah dan bawang putih.
Harga kedua jenis bawang tersebut menjadi salah satu penyumbang inflasi, ditambah dengan harga tiket pesawat yang masih tinggi. "Yang sedikit meningkat bawang merah bawang putih dan angkutan udara," ujar dia.
Namun, Perry menegaskan ekspektasi inflasi masih tetap terkendali dan menunjukan bahwa harga-harga masih tetap stabil.
"Ekspektasi inflasi terkendali, berarti harga-harga rendah dan terkendali. YoY lebih rendah dari Februari. Dan Insya Allah sebagaimana disampaikan bahwa akhir tahun ini inflasi dibawah 3,5 persen," dia menandaskan.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi RI 5,5 Persen pada 2020
Sidang Kabinet Paripurna yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu siang (6/3/2019) telah membahas rencana awal program kerja pemerintah 2020 serta beberapa perkiraan asumsi makro ekonomi.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan, sidang kabinet tersebut diusulkan dalam APBN 2020 angka inflasi 2-4 persen.
"Kalau pertumbuhan ekonomi di 2020 tadi diusulkan akan ada di 5,3-5,5 persen dengan inflasi sekitar 3 persen," kata Bambang di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/3/2019).
Baca Juga
Angka ini dinilai cukup rasional dengan mempertimbangkan beberapa aspek mulai dari faktor domestik hingga internasional.
Hanya saja, angka-angka tersebut, menurut Bambang masih bersifat usulan. Penentuannya akan dilakukan dalam sidang kabinet paripurna selanjutnya.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada para menterinya untuk tetap mewaspadai gejolak ekonomi global pada 2020.
"Saya ingin mengingatkan tahun ini maupun tahun depan kita harus mampu mengantisipasi dinamika perekonomian dunia yanf terus bergerak berubah dengan sangat dinamis," ujar dia.
Dia menyebutkan faktor eksternal yang masih mendapat perhatian yaitu normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat, fluktuasi harga komoditas, perang dagang dan proteksionisme, moderasi pertumbuhan di Tiongkok, maupun keamanan dan geo politik dunia.
Advertisement