Liputan6.com, Cirebon - Pemkot Cirebon berencana membentuk Badan Layanan Umum (BULD) dalam pengelolaan komplek Stadion Bima. Sarana olahraga idola masyarakat Kota Cirebon ini akan diubah seperti yang ada di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.
Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati mengatakan, sudah berkunjung untuk studi banding terkait pengelolaan GBK. Pemkot juga tengah melobi pemerintah pusat untuk menghibahkan Komplek Stadion Bima ke Pemkot Cirebon.
Baca Juga
Advertisement
"Komplek Stadion Bima ini statusnya aset pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Keuangan nah kami sudah mendapat respon positif dari kementerian dan kemungkinan akan dihibahkan," kata Eti Herawati, Sabtu (9/3/2019).
Eti mengaku tengah mempelajari secara detail pengelonaan GBK yang akan didadopsi Pemkot Cirebon. Rencananya Komplek Stadion Bima akan dikelola secara profesional.
Eti menjelaskan, banyak potensi yang ada di Komplek Stadion Bima Kota Cirebon itu. Salah satunya menjadi saksi dalam menelurkan prestasi para atlet.
"Komplek Bima juga pernah jadi salah satu venue PON 2016 dua cabor selam nomor kolam dan Badminton. Kenapa tidak kami maksimalkan," kata dia.
Eti mengaku tengah menyiapkan roadmap rencana pengembangan komplek Stadion Bima kedepan. Ini, kata dia sebagai bentuk persiapan sesuai isyarat Kementerian Keuangan RI.
Di tengah persiapan Roadmap, Eti Herawati juga akan membuat regulasi terkait pengelolaan Stadion Bima. Diharapkan, inovasi baru pengelolaan komplek Stadion Bima dapat menambah PAD dan mensejahterakan masyarakat.
Tanggapan Warga
Kepala Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (BP4D) Kota Cirebon, M. Arif Kurniawan menyebutkan, roadmapkomplek Stadion Bima seperti pembuatan venue olahraga.
Dalam Roadmap tersebut, Pemkot Cirebon akan membuat brandmark kawasan Stadion Bima dengan berbagai model. Seperti modern, berbudaya, ramah lingkungan atau gabungan beberapa model.
“Kita akan kaji setelah melakukan kunjungan ke GBK yang banyak memberikan tambahan pengetahuan bagi kami,” tandasnya
Seorang warga Cirebon Imam mengapresiasi rencana pemkot. Namun, dia menilai agenda studi banding ke GBK kurang tepat dalam.
"Kalau GBK kan sudah skala nya nasional pendapatan tidak hanya dari setiap kegiatan tapi tiketing sedangkan di Bima paling anggaran murni dari APBD," kata dia.
Imam mengaku Komplek Stadion Bima kerap menjadi tempat beragam aktifitas masyarakat termasuk olahraga. Namun, sejauh ini kawasan tersebut kerap dimanfaatkan sejumlah oknum melakukan pungutan liar.
Pada akhir pekan, Komplek Stadion Bima kerap menjadi tempat balapan liar. Dia berharap, pengelolaan Komplek Stadion Bima serius dikelola maksimal.
"Jangan setengah-setengah nanti hanya beberapa bulan saja adalagi pungutan dan balapan liar nya," kata dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement