Tenaga Kerja AS Hanya Bertambah 20 Ribu, Terendah Sejak September 2017

Data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan ada penambahan 20.000 tenaga kerja pada Februari.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Mar 2019, 16:54 WIB
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Washington - Data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan ada penambahan 20.000 tenaga kerja pada Februari. Angka itu mengejutkan karena berada pada posisi terendah di tengah tren pertumbuhan tenaga kerja yang besar dalam beberapa bulan terakhir.

Penambahan data tenaga kerja AS itu terendah sejak September 2017. Tingkat pengangguran turun menjadi 3,8 persen, sedikit pengangguran mencari kerja.

Departemen Tenaga Kerja menyarankan agar pekerja cuti kembali bekerja setelah penutupan pemerintahan juga berkontribusi pada tingkat pengangguran yang lebih rendah.

Ekonom yang disurvei Revinitif memperkirakan, ekonomi akan menambah 180 ribu pekerjaan menyatakan, laju pertumbuhan pekerjaan yang mendasarinya kuat. Ini adalah suatu kesalahan. Selama dua bulan ini hanya sedikit revisi.

Angka-angka tersebut mungkin merupakan tanda setelah berturut-turut pertumbuhan tenaga kerja, ada sedikit orang yang menganggur dari pada pekerjaan terbuka sejak Juni 2018.

Mengutip laman CNN Money, Sabtu (9/3/2019), ini mungkin juga bukti lebih mengkhawatirkan dari perlambatan, yang telah muncul dalam data ekonomi lainnya. Pengusaha telah diguncang oleh pasar saham bergejolak, ketidakpastian politik dan perlambatan global dalam beberapa bulan terakhir.

Namun, itu juga bisa menjadi kebetulan terkait badai salju. "Ini kisah cuaca," ujar Scott Brown, Ekonom Raymond James.

Departeman Tenaga Kerja AS mencatat 390.000 ribu orang melaporkan kalau tidak dapat bekerja karena cuaca.

"Saya tidak akan khawatir tentang gaji sama sekali. Kurasa itu tidak memberitahu kita banyak," tutur dia.


Upah Meningkat

Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

 

Adapun industri konstruksi kehilangan 31.000 pekerjaan pada Februari karena cuaca buruk. Layanan bisnis dan jasa, satu-satunya yang menambah data tenaga kerja.

Sedangkan titik terang dalam laporan Februari yaitu pertumbuhan upah. Penghasilan per jam rata-rata secara konsisten lebih kuat selama beberapa bulan terakhir, dan membukukan kenaikan persentase 3,4 persen sejak 2009.

Beberapa ekonom khawatir apakah langkah itu dapat dipertahankan/

“Masalahnya mungkin terlalu sedikit, terlalu terlambat,” tutur Lindsey Piegza, Ekonom Stifel.

Ia menilai, kenaikan upah terkonsentrasi di beberapa profesi yang banyak diminati antara lain teknologi informasi dan akuntansi.

Analis berspekulasi, meski kenaikan upah kuat, laporan data tenaga kerja melemah tidak terduga akan memperkuat keputusan the Federal Reserve untuk menunda kenaikan suku bunga lebih lanjut pada pertemuan dalam dua pekan ini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya