Liputan6.com, Chicago - Aktor asal Amerika Serikat, Jussie Smollett mengaku jadi korban penyerangan. Menurutnya, dua pria kulit putih melemparkan penghinaan bernada rasis dan homofobik kepadanya.
Larut malam, 29 Januari 2019, dia dalam perjalanan untuk membeli makanan dari dari toko sandwich Subway di Chicago.
Tak hanya serangan verbal. Kedua pria itu kemudian meninjunya, menuangkan zat kimia ke tubuhnya, bahkan melingkarkan tali tambang di lehernya. Sebuah perilaku yang merujuk pada panggantungan warga AS keturunan Afrika atas alasan rasial.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Smollett, saat insiden terjadi, para penyerangnya beberapa kali mengatakan, "ini adalah negara Maga."
Maga adalah istilah yang merujuk pada slogan kampanye Presiden Donald Trump, "Make America Great Again Again", demikian seperti dikutip dari BBC News, Sabtu (9/3/2019).
Sang aktor melapor pada polisi yang langsung menggelar penyelidikan.
Namun, para penyelidik tak bisa menemukan rekaman insiden itu, meski mereka telah memeriksa lebih dari 50 kamera pengawas di dekat tempat kejadian perkara (TKP). Juga tak ada saksi mata.
Meski demikian, para detektif mengidentifikasikan dua pria yang terekam di dekat TKP. Ola dan Abel Osundairo, yang ternyata bersaudara, terbang ke Nigeria pasca-kejadian. Sekembalinya dari sana, mereka ditahan hampir selama 48 jam.
Aparat mengatakan, keduanya kemudian dibebaskan tanpa sangkaan setelah memberikan informasi yang mengubah jalannya penyelidikan 180 derajat.
Salah satu dari mereka adalah pelatih kebugaran pribadi Smollett, dan keduanya bekerja sebagai figuran di serial televisi Empire yang dibintangi sang aktor.
Polisi mengatakan, mereka memiliki cek, yang ditandatangani Smollett, yang menunjukkan bahwa ia setuju untuk membayar mereka sebesar US$ 3.500.
Inspektur Kepolisian Chicago, Eddie Johnson mengatakan, Smollett mengatakan pada salah satu dari kedua pria yang sempat ditahan bahwa ia 'tak puas' dengan gajinya sebagai aktor di serial televisi Empire.
Menurut Huffington Post, ia dibayar US$ 65 ribu per episode sebagai salah satu peran utama.
Belakangan, pengakuan Jussie Smollett bahwa ia adalah korban penyerangan terbukti dusta besar. Diduga, hoaks itu ia ciptakan untuk mendongkrak ketenaran.
Dalam konferensi pers, Inspektur Eddie Johnson menyebut skema yang dirancang sang aktor sebagai aksi memalukan.
"Kok bisa ada seseorang, terutama warga AS keturunan Afrika, menggunakan simbol tali gantung untuk membuat tuduhan palsu. Bagaimana bisa seseorang menggunakan kebencian dan penderitaan yang terkait dengan simbol itu dan melihatnya sebagai peluang memanipulasinya untuk meningkatkan ketenaran," kata dia.
Inspektur Johnsin juga menuding Smollet mengambil keuntungan dari rasa sakit dan kemarahan terkait rasisme untuk meningkatkan karirnya sebagai artis.
Alih-alih menuai simpati, plot Jussie Smollett justru membuatnya bermasalah dengan hukum. Aktor 36 tahun itu juga telah diberhentikan dari serial televisi Empire yang ia bintangi bulan lalu.
Jerat Hukum
Tak berapa lama kemudian Smollett menyerahkan diri ke polisi. Awalnya jaksa mengenakan satu dakwaan terhadapnya, atas kasus laporan palsu.
Namun, para juri di pengadilan Chicago mengenakan 16 dakwaan, atas tuduhan klaim palsu kepada polisi bahwa terdakwa telah menjadi korban kejahatan rasial.
Dalam sidang pendahuluan, juri menetapkan uang jaminan sebesar US$ 100 ribu untuk terdakwa.
Smollet dituduh membayar dua pria terkait aksi pura-puranya itu. Aparat di Chicago juga meyakini, terdakwa mengirim surat bernada rasis dan homofobia kepada dirinya sendiri ke studio Fox.
Sejumlah sumber, kepada NBC dan CNN, mengatakan bahwa Smollet telah meminta maaf atas tindakan memalukan yang ia lakukan. Namun, sang aktor tetap mengaku tak bersalah.
Itu juga yang ia lakukan dalam persidangan. Jussie Smollett membantah semua dakwaan yang dikenakan kepadanya. Ia akan kembali menjalani persidangan pada 16 Maret 2019.
Pengacaranya mengatakan, mereka akan meningkatkan level pembelaan dan pertahanan untuk kliennya, yang digambarkan sebagai, "seorang pemuda yang berkarakter sempurna".
Advertisement