Liputan6.com, Palembang - Pencalonan Jokowi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 diwarnai beragam isu miring. Jokowi pun menepis berbagai isu hoaks yang sudah beredar di masyarakat Indonesia.
Dalam acara Deklarasi Alumni Sriwijaya Bersatu di gedung PSCC Palembang, Calon Presiden (Capres) nomor urut 01 ini membeberkan empat isu miring yang sedang menyerang dirinya.
Isu miring pertama yang dibahasnya yaitu tentang kriminalisasi ulama sempat menyerang Jokowi.
Baca Juga
Advertisement
"Kalau orang tidak salah dan dimasukkan ke sel, itu baru kriminalisasi. Tapi di negara kita ini, siapapun yang salah akan dihukum. Kalau menteri salah, akan dihukum, bupati salah pun akan masuk sel. Siapapun itu, karena ini negara hukum," ujarnya, Sabtu (9/3/2019).
Ada juga berita hoaks yang menyeret namanya yaitu soal larangan azan dikumandangkan di seluruh Indonesia. Berita miring ini pun tersebar di berbagai provinsi di Indonesia.
Sebagai negara terbesar penganut agama Islam, isu tersebut cukup meresahkan masyarakat Indonesia. Jokowi menegaskan bahwa larangan mengumandangkan azan tersebut adalah hoaks.
"Itu hoaks, kalau dilarang juga, masa ada presiden yang berani melakukan itu. Apalagi di negara yang penduduk muslimnya terbesar di dunia," ungkapnya.
Berita bohong ketiga yang menyerang Jokowi soal rencana membolehkan pernikahan sejenis. Dari survey yang dilakukan timnya, isu miring ini bahkan sudah dipercaya lebih dari 9 juta penduduk Indonesia.
Jokowi meyakinkan bahwa Indonesia sangat mematuhi norma-norma agama, tata sosial. Sehingga pelegalan kawin sejenis termasuk hal yang tidak masuk akal.
"Kalau tidak berani melawan dan menjelaskannya, akan banyak yang percaya isu ini, harus berhati-hati," katanya.
Lawan Hoaks
Isu terakhir yang cukup mengusiknya yaitu pemerintah akan menghapuskan pendidikan agama di semua sekolah di Indonesia. Berita miring tersebut bahkan baru saja didengarnya.
Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, berita miring ini sudah menyebar di beberapa daerah bahkan mempengaruhi dukungan ke Jokowi-Ma’ruf Amin.
"Isu tersebut di bawah sudah ada dan terjadi. Ada di salah satu provinsi, tidak perlu saja sebut. Bahkan (dukungan) sampai anjlok hingga 8 persen," ujarnya.
Jelang Pilpres yang akan digelar pada tanggal 17 April 2019 mendatang, Jokowi mengharapkan masyarakat Indonesia bisa berhati-hati saat mendapatkan informasi yang belum tentu kebenarannya.
"Tinggal 40 hari lagi, saya titip agar isu yang berkembang di bawah, baik kabar bohong, hoaks, fitnah, agar kita berani melawannya. Jangan takut melawan kabar itu," ucapnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement