Karet Petani Jadi Bahan Aspal Jalan Tol dan Jalan Nasional

Harga karet anjlok membuat para petani mengeluh. Karet dari petani diserap untuk bahan aspal karet jalan.

oleh Nefri Inge diperbarui 10 Mar 2019, 07:00 WIB
Lahan karet di Desa Sungai Lalah Sembawa Kabupaten Banyuasin Sumsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Anjloknya harga karet di pasar membuat resah seluruh petani karet, khususnya di Sumatera Selatan (Sumsel). Para petani bahkan membandingkan harga karet di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Harga karet yang berkisar antara Rp 6.000 hingga Rp 8.000 per Kilogram dirasa para petani karet di Kecamatan Air Kumbang Kabupaten Banyuasin Sumsel sangat rendah.

Tumini, petani karet di Kabupaten Banyuasin mengatakan, dia ingin harga karet bisa tinggi seperti masa kepemimpinan SBY.

"Maunya harga seperti dulu, bisa mencapai Rp 22.000 per Kg. Itu di masa Presiden SBY. Kalau sekarang harganya rendah sekali," ujarnya kepada Liputan6.com, Sabtu (932019).

Saat ini harga karet hanya Rp6.000 hingga Rp8.000 per Kg. Harga jual ini tidak menguntungkan dibanding biaya operasional yang dikeluarkan.

Untuk menyambung hidup, mereka pun akhirnya menebang pohon karet dan menanam nanas dan sawit sebagai gantinya.

Menteri PUPR Basuki Muljono mengatakan, karet petani sudah diserap untuk aspal karet di jalan tol dan jalan nasional. Bahkan jalan di Sumsel menjadi salah satu yang menggunakan aspal karet. Pemerintah pun membeli harga karet petani sebesar Rp 9.500 per Kg.

"Sudah ada sekitar 3.000 ton karet yang diserap. Harga karet dari petani juga sebesar Rp 9.500 per Kg," ungkapnya.

Kementerian PUPR akan melanjutkan program pembangunan di ruas jalan nasional dan jalan provinsi di wilayah lain. Dengan mengacu Norma Standar Prosedur Manual (NSPM) sebagai modal pembangunan.

"Tidak perlu ada Instruksi Presiden sebagai payung hukum. Kita cukup gunakan NSPM dengan didukung surat edaran ke kepala daerah nantinya," ujarnya.


Jalan Aspal Karet

Menteri PUPR Basuki Muljono (Liputan6.com / Nefri Inge)

Berdasarkan data Balai Besar Pengelolaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah V, di tahun 2018 sudah dibangun aspal karet untuk jalan nasional di kawasan Muara Beliti-Tebing Tinggi-Batas Kota Lahat sepanjang 5 km.

Menurut Kepala BBPJN Wilayah V, Kiagus Syaiful Anwar, tahun ini aspal karet akan digunakan sepanjang 27,9 km.

Ada dua ruas jalan nasional yang akan menggunakan aspal karet, yaitu Jalan Muara Beliti-Tebing Tinggi hingga ke Jembatan Kikim sepanjang 10,7 km. Lalu Jalan Prabumulih-Beringin sampai batas Kabupaten OKU sepanjang 17,2 km.

Kualitas aspal karet diyakini akan lebih lama bertahan sekitar 10 tahun dibandingkan aspal minyak yang biasa digunakan.

"Tahun ini kita akan gunakan aspal karet untuk sepanjang 27,9 km. Dengan total nilai anggaran Rp 191 miliar," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya