Liputan6.com, New York - Majalah Forbes baru saja merilis daftar orang terkaya di dunia. Posisi puncak untuk saat ini diisi oleh Pendiri Amazon Jeff Bezos dengan total kekayaan mencapai US$ 131 miliar (Rp 1.853 triliun).
Beberapa di antaranya dihasilkan dari omzet perusahaan senilai US$ 230 miliar pada 2018, dan keuntungan bersih mencapai rekor US$ 10 miliar.
Baca Juga
Advertisement
Tidak hanya menjalankan bisnis e-commerce, Bezos juga diketahui sebagai pemilik utama dari surat kabar The Washington Post yang berpengaruh, dan pencetus perusahaan roket antariksa komersial berjuluk Blue Origin.
Mungkin Jeff Bezos menjadi yang pertama untuk saat ini. Tetapi, apakah ia masuk dalam daftar orang terkaya di dunia sepanjang masa?
Jawabanya tidak.
Jeff Bezos tidak masuk dalam daftar tersebut. Ada sepuluh orang di dunia menurut Money.com, Celebrity Net Worth yang masukk dalam daftar 10 orang terkaya sepanjang masa.
10 Orang Terkaya Sepanjang Masa
1. Mansa Musa (1280-1337, raja kekaisaran Mali) kekayaan tidak bisa dipahami
2. Augustus Caesar (63 SM-14 M, kaisar Romawi) US$ 4.6 triliun (£ 3.5 triliun)
3. Zhao Xu (1048-1085, kaisar Shenzong dari Song di China) kekayaannya tak terhitung
4. Akbar I (1542-1605, kaisar dinasti Mughal India) tak terhitung jumlahnya
5. Andrew Carnegie (1835-1919, industrialis Skotlandia-Amerika) US$ 372 miliar
6. John D Rockefeller (1839-1937) raja bisnis Amerika) US$ 341 miliar
7. Nikolai Alexandrovich Romanov (1868-1918, Tsar Rusia) US$ 300 miliar
8. Mir Osman Ali Khan (1886-1967, kerajaan India) $ 230 miliar
9. William The Conqueror (1028-1087) US$ 229 miliar
10. Muammar Khadafi (1942-2011, penguasa Libya) US$ 200 miliar
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Siapa Mansa Musa?
Mansa Musa pada zamannya adalah sosok fenomenal. Penguasa Mali itu punya kendali penuh atas produksi emas.
Emas yang ditambang di Mali adalah yang paling murni. Yang paling diincar orang-orang kala itu.
"Jelas, Mansa Musa dan Afrika Barat, juga sumber daya emasnya memiliki arti penting yang sangat besar," kata Kathleen Bickford Berzock, kurator pameran di Block Museum, seperti dikutip dari situs sains Live Science.
Pada tahun ke-17 kepemimpinannya, 1324, ia melakukan perjalanan ke Makkah. Perjalanan itu menyadarkan dunia akan kekayaan Mali.
Dalam perjalanannya ke Kairo, Mansa Musa I didampingi karavan dan dikawal 60.000 orang, termasuk rombongan 12.000 orang budak yang kesemuanya mengenakan busana brokat dan sutra Persia.
Sang Raja sendiri naik kuda dan diikuti oleh 500 budaknya -- masing-masing membawa tongkat emas.
Kemurahan hati dan ketakwaan Mansa Musa, ditambah penampilannya yang menawan menjadikan dirinya sosok yang berkesan.
Ahli sejarah al-'Umari, yang mengunjungi Kairo 12 tahun setelah kedatangan Mansa Musa, menemukan bahwa para penduduk kota yang populasinya satu juta, kerap memuja-muja sang raja Mali.
Sang kaisar yang kerajaannya pernah menjadi yang terbesar di dunia dikabarkan melebarkan daerah kekuasaannya dengan menjadi pemilik Ibukota Songhai, Gao.
Di Gao dan Timbuktu -- sebuah kota lain di Songhai yang ketenarannya hampir menyaingi Gao.
Sehingga, Mansa Musa meminta Abu Ishaq al-Sahili, penyair dan arsitek Granada yang pernah bepergian dengannya dari Makkah, untuk membangun sebuah masjid.
Masjid Gao itu dibangun dengan batu bata, yang bukan bahan bangunan umum di Afrika Barat.
Menurut Encyclopaedia Britannica, di bawah Mansa Musa, Timbuktu menjadi kota perdagangan penting, dengan armada karavan yang menyambungkan ke Mesir dan pusat perdagangan penting lainnya di Afrika Utara.
Sayangnya, setelah kematian Mansa Musa I pada tahun 1331, pewarisnya tak bisa mempertahankan harta itu. Hasilnya, semua habis untuk membiayai perang.
Advertisement