TKN: Belum Pernah Kalah di Kompetisi, Jokowi Selera Publik

Menurut TKN, nilai lebih Jokowi pernah memenangkan berbagai kontestasi politik dari tingkat daerah, provinsi dan nasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Mar 2019, 06:54 WIB
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi memberi paparannya dalam debat kedua Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2). Debat dipimpin oleh Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf mengomentari hasil survei Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) yang menyatakan pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul 54 persen lebih dari pasangan Prabowo-Sandi.

Anggota TKN, Maruarar Sirait menyampaikan secara fundamental, Jokowi memiliki banyak nilai positif sehingga tidak salah jika hasil surveinya selalu unggul.

"Dari kepribadian santun, tapi tegas. Kemudian juga kinerja-kinerja, prestasi terukur," kata dia di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (10/3/2019).

Maruarar mengatakan selama ini Jokowi-Ma'ruf selalu diserang dengan berbagai hoaks seperti pro-asing, pro-aseng dan konglomerat. Namun tuduhan itu dibalas dengan program nyata seperti menurunkan pajak dan menurunkan bunga pinjaman bagi UMKM.

Selain itu, menurutnya, nilai lebih Jokowi juga pernah memenangkan berbagai kontestasi politik dari tingkat daerah, provinsi dan nasional.

"Dalam proses kita tahu Pak Jokowi mengikuti kompetisi politik dipilih oleh rakyat langsung itu dua kali wali kota, kemudian gubernur di Jakarta dan Pilpres pertama 2014. Pokoknya Pak Jokowi itu selera publik lah. Belum pernah kalah dalam rangka kompetisi merebut kepercayaan publik," jelasnya.

"Sementara Pak Prabowo dalam sejarahnya kan 2009, 2014 sudah pernah maju (calon) wapres dan presiden, dan memamg realitanya Pak Prabowo belum pernah mampu merebut kepercayaan rakyat, itu kan fakta-faktanya. Tentu ada kelebihan Pak Prabowo, ada kelebihan Pak Jokowi, ada kekurangannya," lanjutnya.

Politikus PDIP ini melanjutkan, kendati saat ini Jokowi dan Prabowo bersaing sebagai capres, tapi bukan tidak mungkin Gerindra bakal masuk ke pemerintahan ketika misalnya Jokowi yang terpilih menjadi presiden. Dia pun yakin kedua kubu bisa bersatu kendati banyak memiliki pandangan berbeda dalam politik.

"Ini pandangan saya pribadi ya, bukan tidak mungkin ketika pihak kami menang bisa saja misalnya Gerindra masuk bekerja sama dalam pemerintahan," ujarnya.

 


Bisa Bersatu

Jokowi mengenalkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah saat Deklarasi Alumni Sriwijaya Bersatu di Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Prabowo dan Jokowi, lanjutnya, adalah dua tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi. Hal ini tercermin dari dinamika di tingkat nasional maupun daerah.

"Jadi kalau kita mengkaji dengan cermat dan objektif kita bisa mengakui bahwa politik Indonesia hari ini dari segi elektabilitas dan kepercayaan publik yang paling dipercaya adalah Jokowi dan Prabowo. Karena menurut saya kalau kita sepakat bersatu bisa saja bersatu dalam satu pemerintah," tutupnya.

SMRC merilis hasil survei terkait dukungan calon presiden dan integritas penyelenggara Pemilu evaluasi publik nasional. Selain mensurvei keyakinan publik terhadap penyelenggara Pemilu baik Pemilu dan Bawaslu, SMRC juga merilis hasil survei terkait sikap partisan pilihan presiden dan wapres.

Hasilnya, pasangan nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf unggul 54,9 persen dari pasangan Prabowo-Sandi yang hanya mendapatkan suara 32,1 persen.

Reporter: Hari Ariyanti

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya