Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden (capres) nomor urut 01 Jokowi menegaskan kartu prakerja tidak akan merugikan negara.
Menurutnya, kartu tersebut akan digunakan untuk para lulusan sekolah menengah atas hingga perguruan tinggi mendapat pelatihan.
Advertisement
"Merugikan gimana? Nanti lulusan SMK, SMA, atau SMP misalnya atau universitas misalnya ini akan setelah pegang ini akan ditraning. Traningnya bisa BUMN, bisa swasta bisa juga dari kementerian," ujar Jokowi usai menghadiri festival Satu Indonesia di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (10/3/2019).
Dia menjelaskan lulusan SMA, SMK, dan perguruan tinggi akan diberikan pelatihan. Dan jika belum mendapatkan pekerjaan akan diberikan honor.
"Kalau traningnya selesai belum dapat pekerjaan diberikan insetif honor sampai waktu tertentu, bisa 6 bulan," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Bukan untuk Pengangguran
Jokowi juga menepis kabar bahwa kartu tersebut diperuntukan untuk penggangguran. Menurutnya, penerima kartu yang masih menganggur akan mendapatkan pelatihan kerja, sehingga mudah untuk mendapatkan pekerjaan.
"Banyak industri garmen yang bingung mencari pekerja karena tidak ada skill yang siap. Ini tugasnya pemerintah ke sana," lanjut Jokowi.
Dia pun merencanakan jumlah kartu tersebut akan diberikan kepada sekitar 2 juta prakerja. Namun hal tersebut dihitung dari berapa banyak yang mengikuti pelatihan.
"Ini nanti ada jumlahnya, jadi setahun kita hitung 2 juta ya 2 juta. atau 1 juta itu, ditraning itu kemampuan kita dihitung. Tapi ini jumlahnya gede-gedean," ucap mantan Wali Kota Solo itu.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement