Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan saham awal pekan ini. Aksi beli investor asing turut mendukung penguatan IHSG.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (11/3/2019), IHSG menguat 35,81 poin atau 0,56 persen ke posisi 6.418,88. Pada pukul 09.00 WIB, indeks saham LQ45 naik 0,58 persen ke posisi 1.000,75. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.
Sebanyak 111 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 102 saham melemah dan 129 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.420,78 dan terendah 6.398,95.
Baca Juga
Advertisement
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 29.743 kali dengan volume perdagangan 960,9 juta saham. Nilai transaksi Rp 482,5 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran 14.320.
Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham infrastruktur turun 0,32 persen, sektor saham konstruksi susut 0,03 persen, dan sektor saham perdagangan melemah 0,11 persen.
Sektor saham aneka industri menguat 1,02 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Sektor saham manufaktur mendaki 0,43 persen dan sektor saham perkebunan naik 0,42 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham DVLA naik 22,73 persen ke posisi 2.700 per saham, saham SIMA mendaki 15,13 persen ke posisi 350 per saham, dan saham KOIN melonjak 9,79 persen ke posisi 314 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham TCPI melemah 19,93 persen ke posisi 5.725 per saham, saham IDPR tergelincir 11,18 persen ke posisi 755 per saham, dan saham ENRG terpangkas 7,59 persen ke posisi 73 per saham.
Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,17 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,15 persen.
Indeks saham Korea Selatan Kospi turun 0,35 persen, indeks saham Shanghai susut 0,09 persen, indeks saham Singapura melemah 0,23 persen dan indeks saham Taiwan merosot 0,02 persen.
Prediksi Analis
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah pada perdagangan saham Senin pekan ini.
Analis PT Indosurya Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, IHSG berpotensi menguat pada awal pekan. Hal ini dipengaruhi rilis data penjualan ritel yang diperkirakan meningkat. Selain itu, rilis data cadangan devisa Februari meningkat menjadi USD 123,3 miliar.
William menilai, hal tersebut menunjukkan kondisi fundamental ekonomi solid dan kuat. Aliran dana investor asing diharapkan kembali masuk ke pasar modal Indonesia sehingga berdampak positif untuk IHSG.
Dengan ada sentimen itu diharapkan dapat mendorong IHSG bergerak di zona hijau. "IHSG akan bergerak di kisaran 6.336-6.498," ujar William.
Sementara itu, Kepala Riset PT Samuel International, Harry Su menuturkan, IHSG berpotensi melemah. Hal ini seiring perlambatan pertumbuhan global dapat mempengaruhi pertumbuhan Indonesia.
Dalam laporan analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menilai, secara teknikal, IHSG berpeluang turun. IHSG akan bergerak di kisaran 6.341-6.462 pada Senin pekan ini.
"IHSG ditutup melemah signifikan 1,16 persen pada pekan lalu di kisaran 6.363. Berdasarkan indikator, MACD masih membentuk pola dead cross di area positif. Sementara itu, stochastic dan RSI berada di area oversold. Di sisi lain terlihat long black opening marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi pelemahan lanjutan," tutur Nafan.
Adapun saham-saham yang dicermati pada awal pekan ini, William memilih saham antara lain saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Sedangkan Nafan memilih saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
Pada penutupan perdagangan saham Jumat 8 Maret 2019, IHSG melemah 74,88 poin atau 1,16 persen ke posisi 6.383,06. Indeks saham LQ45 turun 1,42 persen ke posisi 994,98. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement