Liputan6.com, Inggris Ayah dari seorang wanita Inggris mengungkapkan kesedihan atas putrinya yang menjadi korban insiden jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines ET 302. Joanna Toole (36), yang berada dalam penerbangan pesawat jenis Boeing 737 Max 8 ini adalah staf Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO).
Baca Juga
Advertisement
Ia sedang melakukan kunjungan ke UN Environment Assembly di Nairobi, Kenya. Adrian Toole, ayah Joanna menyampaikan, kebanggaan dirinya atas prestasi putri tercinta.
"Ini sungguh tragis, dia tidak akan dapat mencapai lebih banyak prestasi dalam kariernya lagi dengan PBB," ujar Adrian, dikutip dari BBC News, Senin, 11 Maret 2019.
Sebelum kecelakaan Ethiopian Airlines, Adrian terakhir kali mengobrol dengan putrinya, yang tinggal di Roma, Italia pada Jumat, 8 Maret 2019. Di mata Adrian, Joanna sangat lembut dan penyayang.
"Joanna itu orang yang sangat baik. Tidak pernah sekalipun terdengar kabar buruk tentangnya," lanjut Adrian yang masih terpukul atas kematian putrinya.
Karier Joanna di FAO sudah berlangsung selama 15 tahun. "Aku sangat bangga dengan apa yang dia capai. Sungguh tragis. dia tidak dapat melanjutkan kariernya dan mencapai lebih banyak prestasi lagi," lanjut Adrian.
Saksikan video menarik berikut ini:
Terkejut atas kematian ayah
Ada juga cerita dari Joseph Waithaka, warga Kenya dan berkebangsaan Inggris berusia 55 tahun yang turut tewas dalam kecelakaan itu.
Putranya, Ben Kuria mengungkapkan, dirinya masih terkejut setelah mendengar ayahnya, yang pindah ke Inggris pada tahun 2004 berada di atas pesawat Ethiopian Airlines. Kuria menggambarkan sang ayah sebagai seorang pria dermawan dan mencintai keadilan.
Waithaka tinggal di Hull, Inggris dan bekerja di Humberside Probation Trust sebelum kembali tinggal di Kenya pada tahun 2015. Kuria menyampaikan, ia bertemu ayahnya di Croydon, London Selatan pada hari Sabtu, 9 Maret 2019 saat Kuria berada di Inggris untuk mengunjungi kerabat.
Kuria dan sang ayah makan bersama dan berpamitan sebelum ayahnya naik pesawat Ethiopian Airlines ke Addis Ababa.
"Aku memeluknya dan menjabat tangannya. Dan aku bilang, mungkin kita akan segera bertemu lagi. Kami biasanya menghabiskan sedikit waktu untuk mengucapkan selamat tinggal, tapi kemarin rasanya cukup banyak waktu untuk bersama," Kuria menambahkan.
Penerbangan Ethiopian Airlines ET 302 rencananya terbang menuju Nairobi, Kenya dengan membawa 149 penumpang dan 8 awak kabin yang seluruhnya dikonfirmasi tewas.
Tiba-tiba pesawat kehilangan kontak pukul 08.44 waktu setempat setelah lepas landas pada pukul 08.38 dari Bandara Internasional Bole di Ibu Kota Ethiopia.
Advertisement