Papua - Tahukah Anda, daerah perbatasan Merauke dan Papua Nugini menjadi penghasil kopi? Masyarakat setempat biasa menyebutnya dengan kopi Sota. Pohon kopi peninggalan Belanda di daerah perbatasan itu kini dikelola oleh petani kopi setempat.
Adalah kedai kopi dengan nama Kopilink yang menyuguhkan kopi Sota, hasil produksi petani kopi di perbatasan. Kedai Kopilink pun hanya menyajikan kopi lokal setempat.
Pemilik kedai Koplink, Takdir Hamzah atau biasa disapa Hate, menyebutkan penikmat kopi belum lengkap rasanya jika tak nyeruput kopi Sota. Hate yakin kopi Sota akan menjadi pelengkap kopi Nusantara.
Baca Juga
Advertisement
Hate menyebutkan kebun kopi di perbatasan Merauke dan Papua Nugini ini, sepeninggal zaman Belanda tidak pernah terurus. Hate menduga saat itu, warga di perbatasan belum tertarik mengembangkan kebun kopi karena belum mempunyai pangsa pasar.
"Tepatnya dua tahun lalu, saya mengetahui hamparan kebun kopi di daerah perbatasan, seperti di wilayah Muting, Bupul, Jagebob, serta Sota," kata Hate kepada KabarPapua.co.
Saat ini, petani kopi di perbatasan Merauke dibina, agar produksi kopi Sota dapat dipasarkan ke wilayah lain di Papua atau luar Papua pada umumnya.
"Kopi di perbatasan Merauke berjenis Liberica exelsa, dengan ciri biji kopinya kecil dan aroma kopi yang khas. Nah, ini yang sedang kami kembangkan bersama petani kopi lain," ujarnya.
Kopi perbatasan Merauke-Papua Nugini memiliki merek dagang tersendiri yang biasa ditemui di pasaran dengan sebutan kopi Jambu’S yakni kepanjangan Jagebob, Muting, Bupul, dan Sota.
Ikuti berita menarik lainnya dari kabarpapua.co
Simak video pilihan berikut: