Cairan Pra-Ejakulasi Bisa Sebabkan Kehamilan?

Beberapa ahli ada yang bilang precum atau cairan praejakulasi bisa menyebabkan hamil.

oleh Melly Febrida diperbarui 11 Mar 2019, 23:00 WIB
Ketika pria bersemangat secara seksual, kelenjar tersebut mengeluarkan precum, yang merupakan campuran komponen seperti protein, enzim, dan lendir. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Pasangan suami istri yang mencegah kehamilan biasanya menggunakan alat kontrasepsi. Namun, banyak juga yang tak memilih kontrasepsi apapun melainkan ejakulasi di luar atau metode pull out. Beberapa ahli ada yang bilang precum atau cairan praejakulasi bisa menyebabkan hamil.

Sebenarnya, apa itu precum? Precum adalah cairan bening dan lengket yang dilepaskan sebelum ejakulasi. Lebih jelasnya, cairan precum (atau pra-ejakulasi) ini keluar dari penis sebelum air mani.

Precum diduga berasal dari organ yang dikenal sebagai kelenjar Cowper (yang disebut juga kelenjar bulbourethral) dan kelenjar Littre (kelenjar uretra yang mengeluarkan lendir). Kelenjar ini terletak dekat dengan uretra (tabung tempat sperma dan urine keluar).

Ketika pria bersemangat secara seksual, kelenjar tersebut mengeluarkan precum, yang merupakan campuran komponen seperti protein, enzim, dan lendir.

"Pra-ejakulasi agar uretra bisa mengeluarkan sperma," kata Amin Herati, M.D., seorang ahli urologi di John Hopkins University, mengatakan kepada SELF

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

 


Fungsi cairan precum untuk kehamilan

Pada dasarnya, jelas Herati, precum berfungsi penting jika Anda mencoba untuk hamil. Ketika urine melewati uretra, ia menciptakan lingkungan asam, yang tidak ideal untuk sperma. Padahal lingkungan yang asam dapat menghalangi sperma mempertahankan tingkat pH yang tepat untuk fungsi optimal.

"Jadi, precum membuat uretra lebih asam dan membuat jalur sperma dari penis ke telur lebih aman dan berpotensi lebih berhasil. Teori lain adalah bahwa itu membantu membuat sifat asam vagina lebih ramah terhadap sperma."

Lantas, apa ada sperma di precum? Herati mengatakan, sperma tidak hidup dalam cairan praejakulasi. Tapi, ini bukan berarti tak ada sperma yang dilepaskan dengan precum.

Herati menjelaskan, sperma itu ditemukan dalam semen, yang diperkirakan mengandung 200 hingga 300 juta sperma per ejakulasi. Jelas, air mani menjadi masalah terbesar dalam hal menghindari kehamilan. Dengan demikian, precum tidak sepenuhnya bebas risiko.

"Biasanya, itu tidak cukup untuk kehamilan," kata Herati. "Kemungkinan kehamilan [dari pra-ejakulasi] sangat rendah, tetapi tidak pernah nol."


Amankah metode tarik?

Herati mengatakan, apabila Anda termasuk yang mengandalkan metode tarik atau ejakulasi di luar, ini bukan pilihan yang paling efektif mencegah kehamilan. Selaim itu, cara ini juga bukan untuk mencegah infeksi menular seksual (IMS), karena banyak IMS dapat disebarkan melalui kontak kulit ke kulit.

Metode kontrol kehamilan dengan menarik itu bergantung pria yang menarik keluar kelaminnya dari pasangannya tepat sebelum ejakulasi untuk meminimalkan risiko kehamilan.

Penelitian menunjukkan metode pull-out memiliki tingkat kegagalan sebesar 22 persen, yang berarti 22 dari 100 wanita yang menggunakan metode pull-out secara tidak konsisten atau tidak benar akan hamil dalam setahun.

Herati menjelaskan, sangat tidak mungkin untuk menentukan apakah kehamilan itu hasil dari precum atau hasil dari ejakulasi yang sebenarnya masuk ke dalam vagina.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya