Tinggi Badan Batita Bakal Pengaruhi Kecerdasannya

Studi para ahli membuktikan bahwa lambatnya pertumbuhan tinggi badan pada anak usia 12 sampai 36 bulan mempunyai kaitan dengan skor kognitif.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 12 Mar 2019, 13:00 WIB
ilustrasi batita/copyright Pixabay

Liputan6.com, Surabaya Dokter spesialis anak Ahmad Suryawan meminta orangtua memerhatikan pertumbuhan fisik anak. Selain berat badan, perhatikan juga lingkar kepala dan tinggi badan terutama pada bayi di bawah tiga tahun (batita).

"Studi para ahli membuktikan bahwa lambatnya pertumbuhan tinggi badan pada anak usia 12 sampai 36 bulan mempunyai kaitan dengan skor kognitif dan prestasi sekolahnya," kata dokter yang akrab Wawan di Surabaya pada Senin (11/3/2019).

"Anak yang lebih tinggi cenderung mempunyai skor kognitif yang lebih tinggi. Kemampuan kognitif ini termasuk kemampuan untuk berpikir dan memecahkan masalah," lanjut konsultan tumbuh kembang anak ini.

 

Ilustraasi foto Liputan 6

Untuk bisa meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak harus didukung dengan nutrisi yang lengkap dan seimbang.

"Usia ini menjadi kunci utama untuk memaksimalkan fungsi otak. Apabila nutrisi tersebut terpenuhi dengan baik hingga batas usia 6 tahun maka otak akan menghasilkan hormon dengan baik untuk kepentingan fungsi fisik dan reproduksinya nanti," katanya.

Namun, tak cuma nutrisi saja, perlu stimulasi eksternal juga agar anak tumbuh kembang dengan baik.

"Selain kebutuhan nutrisi, anak juga perlu mendapatkan stimulasi eksternal dari orang tua untuk mengasah kemampuan motorik melalui gerak-gerak yang disesuaikan dengan kebutuhannya," ucap Wawan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya