Siti Aisyah Dibebaskan, Sandiaga: Semoga Bisa Kembali ke Kehidupan Normal

Sandi juga berharap agar negara memberi kesempatan Siti bekerja setelah pulang dari Malaysia.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Mar 2019, 20:08 WIB
Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno. (Liputan6.com/Delvira Chaerani Hutabarat)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno menyambut gembira atas keputusan pengadilan Malaysia yang membebaskan Siti Aisyah dari tuduhan pembunuhan Kim Jong Nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Sandi juga berharap agar Siti kembali menjalani kehidupannya secara normal usai keputusan tersebut.

"Tentunya kami menyambut dengan gembira dan suka cita setelah Siti dibebaskan dari tuntutannya. Mudah-mudahan ia bisa kembali ke kehidupan normal," ucap Sandi di Ritz Carlton, Jakarta Pusat, Senin (11/3/2019).

Tak luput ia juga berharap agar negara memberi kesempatan Siti Aisyah bekerja setelah pulang dari Malaysia. Sebab, negara wajib memberi perlindungan kepada seluruh warganya baik di dalam ataupun luar negeri.

"Kita, negara harus memberikan satu kesempatan kerja untuk Siti. Insyaallah bisa pulang ke Indonesia dan bisa memiliki kehidupan yang layak di Indonesia," ujar Sandi.

Diketahui, Siti Aisyah bersama warga negara Vietnam, Doan Thi Huong didakwa mengolesi zat saraf VX beracun di wajah Kim Jong Nam di Bandara Kuala Lumpur pada 2017 lalu. Keduanya membantah terlibat dalam pembunuhan. Mereka berpikir apa yang mereka lakukan adalah bagian dari lelucon (prank) dalam sebuah program televisi.

Jika terbukti bersalah, Aisyah terancam hukuman mati. Jaksa dalam kasus ini meminta agar tuduhan pembunuhan dibatalkan, tanpa memberikan alasan. Hakim menyetujui permintaan yang mengatakan "Siti Aisyah dibebaskan".

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Terpapar Zat Kimia

Kasus pembunuhan ini bermula saat Kim Jong Nam menunggu pesawat yang akan membawanya dari Kuala Lumpur ke Makau pada 13 Februari 2017. Saat itu dua perempuan mendekatinya di terminal keberangkatan.

Rekaman CCTV menunjukkan salah satu dari mereka mengusap wajah Kim Jong Nam kemudian keduanya meninggalkan tempat kejadian.

Kim Jong Nam meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Kemudian ditemukan dirinya terpapar zat saraf VX, salah satu zat kimia paling beracun.

Korea Utara membantah terlibat dalam pembunuhan itu, tetapi empat pria - diyakini warga Korea Utara yang melarikan diri dari Malaysia pada hari terjadinya pembunuhan - juga dituntut dalam kasus ini.

Kim Jong Nam pernah dinilai sebagai pemimpin masa depan negara yang terisolasi itu. Tetapi ketika sang ayah Kim Jong Il meninggal, Kim Jong Un yang berkuasa menggantikan. Kim Jong Nam menjadi terasing dari keluarga dan menghabiskan sebagian besar waktunya di Makau, China daratan dan Singapura.

Kim Jong Nam di masa lalu menentang kontrol dinasti keluarganya atas Korea Utara dan dalam kutipan sebuah buku tahun 2012, Kim Jong Nam mengungkapkan bahwa saudara tirinya itu tidak memiliki kualitas kepemimpinan.

Reporter: Yunita Amalia

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya