Liputan6.com, Palembang - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terus mengancam Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) setiap memasuki musim kemarau. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel pun langsung bersiap menghadapi terjadinya karhutla kembali.
Kepala BPBD Sumsel Iriansyah mengatakan, dalam waktu dekat BPBD Sumsel akan menetapkan Sumsel dengan status siaga bencana karhutla.
“Sekarang Surat Keputusan (status siaga) sudah di tangan Gubernur Sumsel dan tinggal disahkan,” ujarnya kepada Liputan6.com, Senin (11/3/2019).
Penetapan status siaga bencana sedari dini, menjadi upaya penanganan maksimal untuk mengantisipasi karhutla.
Baca Juga
Advertisement
Iriansyah memastikan semua pihak baik pemerintahan, TNI, Polri, dan perusahaan yang ada diwilayahnya, siap menghadapi bencana karhutla.
Pada hari Selasa (12/3/2019), BPBD Sumsel akan berkoordinasi dengan Kepala BNPB Doni Monardo, Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, Pemprov Sumsel dan stakeholder terkait untuk penetapan siaga bencana karhutla ini.
“Dalam rapat tersebut, kita akan mempersiapkan antisipasi karhutla lebih intensif. Termasuk kesiapan saraa dan prasarana, baik dari kepemerintahan, Manggala Agni dan perusahaan perkebunan swasta di Sumsel,”katanya.
Dia mengharapkan dengan adanya penetapan status ini, bisa meminimalisir terjadinya karhutla di Sumsel.
Diakui Irianyah, Sumsel merupakan daerah yang sangat rawan terjadinya karhutla. Hal ini diperparah dengan luasnya kawasan gambut yang sangat mudah terbakar.
“Kami tidak ingin kembali terulang karhutla. Setiap tahun kita selalu diupayakan pencegahan dan pengendalian karhutla yang matang. Terlebih sebelum masuk musim kemarau,”ujarnya.
Ada beberapa daerah rawan karhutla yang sudah dipetakan BPBD Sumsel, yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin dan Muara Enim. Di daerah ini banyak lahan gambut yang mudah terbakar.
Antisipasi Karhutla
Daerah lain pun turut menjadi perhatian seperti Kota Prabumulih, Kabupaten Empat Lawang dan Musi Rawas. Lahan mineral di kawasan ini juga lebih mudah terbakar saat musim kemarau.
Komandan Lanud Sri Mulyono Herlambang (SMH) Kolonel Pnb Heri Sutrisno mengatakan sebagian besar helikopter itu digunakan untuk waterbombing. Pangkalan TNI Angkatan Udara Sri Mulyono Herlambang Palembang menyiagakan lima unit helikopter.
Sumsel sendiri memiliki lahan gambut seluas 1,4 Juta Hektar, kita fokus pada berbagai kegiatan mitigasi untuk mencegah terjadinya karhutla.
“Kegiatan pemantauan ini dilakukan secara rutin melalui satelit untuk mengetahui kondisi terkini dari lokasi-lokasi yang selama ini rawan terbakar,”ujarnya.
Meskipun belum mengerahkan armada udara untuk memantau langsung, namun kondisi kawasan yang rawan terbakar di Sumsel terus dipantau Tim Satgas Udara.
Advertisement