Lippo Karawaci Himpun Dana USD 1,01 Miliar, Buat Apa Saja?

Lippo Karawaci telah menetapkan program pendanaan senilai USD 1,01 miliar.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Mar 2019, 14:56 WIB
Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengumumkan rencana strategis perseroan. Hal ini dengan rekapitalisasi perseroan, mengubah jajaran dewan komisaris dan direksi perseroan dan kembali fokuskan bisnis pada tiga kompetensi inti.

Salah satu bagian dari rencana transformasi, perseroan telah menetapkan program pendanaan senilai USD 1,01 miliar. Program itu terdiri dari dana senilai USD 730 juta dan USD 280 juta dari penyelesaian rencana divestasi aset.

Mengutip keterangan tertulis perseroan, Selasa (12/3/2019), program pendanaan tersebut dengan melaksanakan rights issue atau penawaran umum terbatas (PUT) senilai USD 730 juta, yang sepenuhnya dijamin oleh keluarga Riady.

Hal itu melalui PT Inti Anugerah Pratama (IAP) atau anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki akan bertindak sebagai pembeli siaga untuk setiap saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) tersisa yang tidak digunakan oleh pemegang saham lainnya.

Harga eksekusi HMETD telah ditetapkan oleh perseroan dengan harga Rp 235 per saham. Harga eksekusi HMETD ini merupakan diskon 8,2 persen terhadap harga penutupan akhir saham perseroan pada 11 Maret 2019.

Selain itu, George Raymond Zage III dan Chow Tai Fook Nominee Limited yang akan dilakukan melalui Tiga Investment Pte Ltd juga masing-masing telah meneken perjanjian untuk membeli rights dan setuju membeli saham melalui rights issue dengan komitmen senilai USD 70 juta. Asumsi nilai tukar yang digunakan USD 1 untuk S$ 1,36 untuk Rp 14.500.

Rights issue ini terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang akan berlangsung pada 18 April 2019. Diharapkan penawaran umum terbatas itu dinyatakan efektif oleh OJK. Perseroan mengharapkan aksi korporasi itu selesai pada semester I 2019.

Kemudian penerimaan dana USD 280 juta dari rencana divestasi atau jual aset. PT Lippo Karawaci Tbk tetap berkomitmen pada kelanjutan pelaksanaan rencana divestasi asetnya dengan target mendapatkan total penerimaan dana USD 280 juta hingga akhir 2019.

Pada 10 Januari 2019, Lippo Karawaci mengumumkan penjualan sahamnya pada dua usaha patungan layanan kesehatan di Myanmar dengan 40 persen saham di Yoma Siloam Hospital Pun Hlaing Limited dan 35 persen saham di Pun Hlaing International Hospital Limited kepada QUE Lippo Healthcare Limited. Penjualan ini diharapkan menghasilkan dana segar sebesar USD 20 juta saat transaksi selesai pada semester I 2019.

Kemudian pada 11 Maret 2019, Perseroan teken perjanjian jual beli bersyarat dengan Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIRT).

Perseroan setuju menjual komponen ritel Lippo Mall Puri senilai USD 260 juta. Akuisisi ditargetkan selesai pada semester II 2019 sesuai persetujuan regulator, pemegang saham dan pihak-pihak lainnya.

 


Penggunaan Dana

Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

Dengan menggalang pendanaan USD 1,01 miliar ini, perseroan bermaksud menggunakan dana tunai untuk mengurangi rasio utang terhadap aset (delever) melalui program pembelian kembali sebagian obligasi dan pembayaran utang yang ada.

Selain itu, menyediakan buffer likuiditas untuk semua kewajiban bunga utang dan sewa REIT hingga akhir 2020. Ditambah hasilkan pendapatan melalui investasi di proyek utama yang sedang berjalan.

Perseroan akan menurunkan rasio utang terhadap aset dalam neraca dan mengurangi hingga USD 275 juta dari jumlah utang yang ada, melalui penawaran tender obligasi dan pembayaran utang.

Tender Offer Obligasi

Perseroan juga mengumumkan penawaran tender untuk membeli kembali sebagian hingga USD 150 juta dari jumlah terutang sebesar USD 410 juta atas senior notes 7 persen yang jatuh tempo pada 2022. Selain itu, jumlah terutang sebesar USD 425 juta atas senior notes 6,75 persen yang jatuh tempo pada 2026.

Tak hanya itu, perseroan juga bermaksud menggunakan USD 125 juta untuk melunasi utang lain yang akan jatuh tempo dalam dua tahun ke depan. Setiap saldo dari jumlah yang dialokasikan untuk pembelian kembali sebagian obligasi akan digunakan untuk membayar utang lain yang ada dan tujuan umum perusahaan.

"Secara kolektif, program ini akan memperbaiki profil jatuh tempo utang dan posisi likuiditas jangka pendek Lippo Karawaci," tulis manajemen.

Program pendanaan juga akan sediakan buffer likuiditas sebesar USD 290 juta untuk mendanai seluruh pembayaran bunga utang dan dukungan untuk REIT yang diperkirakan dikeluarkan Lippo Karawaci hingga akhir 2020.

Selain itu, kelebihan buffer kas sebesar USD 25 juta untuk modal kerja dan keperluan umum perusahaan.

 


Fokus Proyek Utama Perseroan

Ilustrasi Foto Property Rumah (iStockphoto)

Dengan pendanaan itu, perseroan juga fokus terhadap proyek utama yang berjalan. Perseroan akan investasi hingga USD 100 juta dalam tiga tahun ke depan dari penerimaan pendanaan dalam pengembangan delapan proyek utama yang saat ini dibangun.

Proyek itu antara lain Holland Village, Millenium Village, Monaco Bay Residence, St Moritz Makassar, perkantoran Kemang, Embarcadero, perkantoran Lippo Thamrin dan Holland Village Manado.

Biaya untuk menyelesaikan proyek itu diperkirakan USD 275 juta. Proyek itu akan didanai dari modal investasi USD 100 juta, piutang dagang yang akan diterima dari unit yang telah dijual, dan penjualan di masa mendatang dari proyek yang sudah selesai dan proyek dalam konstruksi.

Perseroan juga bermaksud investasi hingga USD 200 juta dari penerimaan pendanaan untuk mengembangkan Meikarta dengan persetujuan membeli berdasarkan hak yang dimiliki pro-rata 54,4 persen dan bertindak sebagai pembeli siaga untuk setiap hak tersisa yang tidak digunakan oleh pemegang saham lain dari PT Lippo Cikarang Tbk dalam rencana penawaran umum terbatas perseroan senilai USD 200 juta.

Selanjutnya bagian dari penjualan Puri Mall, perseroan harus membayar pajak dan biaya-biaya lain terkait transaksi tersebut, serta kewajiban sewa REIT sebesar USD 60 juta.

Selain itu, PT Lippo Karawaci Tbk berkomitmen mempertahankan 30,7 persen sahamnya di LMIRT dengan berpartisipasi dalam rencana penggalangan modal oleh LMRIT di masa mendatang terkait akuisisi Puri Mall. Ini diperkirakan membutuhkan biaya sekitar USD 60 juta dari dana Lippo Karawaci.

 

 


Gerak Saham Lippo Karawaci dan Lippo Cikarang

Ilustrasi Foto Property Rumah (iStockphoto)

Pergerakan saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) cenderung melemah pada Selasa pekan ini.

Meski dibuka stagnan di posisi 256 per saham, saham LPKR turun 12 poin atau 4,69 persen ke posisi 244 per saham pada penutupan sesi pertama Selasa pekan ini.

Saham LPKR ditransaksikan 3.409 kali dengan nilai transaksi Rp 31,7 miliar.

Pada pukul 14.06 waktu JATS, saham LPKR melemah 3,91 persen ke posisi 246 per saham. Saham LPKR berada di posisi tertinggi 262 dan terendah 236 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.700 kali dengan nilai transaksi Rp 32,9 miliar.

Kepala Riset PT Samuel International, Harry Su menuturkan, saham Lippo Karawaci melemah didorong pelaku pasar yang mungkin menanti kinerja direksi baru. Sebelumnya Lippo Karawaci mengumumkan pergantian direksi dan komisaris baru.

Selain itu, bagaimana pelaksanaan program pendanaan tersebut dapat dijalankan. "Ya mungkin market masih menanti kinerja direksi baru," ujar Harry saat dihubungi Liputan6.com.

Saham PT Lippo Cikarang Tbk juga berada di zona merah. Saham Lippo Cikarang merosot 11,40 persen ke posisi 2.020 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 1.956 kali dengan nilai transaksi Rp 16,9 miliar. Saham PT Lippo Cikarang Tbk berada di level tertinggi 1.985 dan terendah 2.020 per saham.

 

 


Susunan Komisaris dan Direksi

Untuk mewujudkan strategi bisnis ini, Lippo Karawaci juga mengumumkan susunan Dewan Komisaris dan Direksi baru yang terdiri dari beberapa nama terkemuka di sektor real estat dan investasi global.

Jajaran Dewan Komisaris yang baru ditunjuk, terdiri dari John Prasetio, Presiden Komisaris Independen, bersama dengan Stephen Riady, George Raymond Zage III, Kin Chan, dan Anangga W. Roosdiono sebagai komisaris. 

Jajaran komisaris ini diharapkan mampu membawa pengalaman yang luas dan beragam untuk mengawasi arahan strategi dan tata kelola Perseroan, serta memberikan panduan menyeluruh kepada manajemen untuk memberikan nilai berkelanjutan dalam jangka panjang kepada pemegang saham.

Selain itu, Perseroan juga mengumumkan penunjukan John Riady sebagai Chief Executive Officer (CEO), Surya Tatang sebagai Chief Financial Officer, Peter Yu sebagai Director of Projects, dan Bret Matthew Ginesky sebagai Head of Investor Relations. Marshall Martinus akan melanjutkan tugasnya sebagai Chief Operating Officer.

Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Selasa 12 Maret 2019, perseroan telah menerima surat pengunduran diri dari anggota komisaris perseroan antara lain Theo L. Sambuaga dari jabatannya sebagai Presiden Komisaris, Agum Gumelar dari jabatannya selaku Komisaris Independen

Selain itu, Farid Harianto dari jabatannya selaku Komisaris Independen, dan Sutiyoso dari jabatannya selaku Komisaris Independen. Hal ini akan berlaku efektif terhitung ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan 2019.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya