Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mendorong perguruan tinggi memfasilitasi mahasiswa berwirausaha sejak di bangku kuliah. Menurutnya, saat ini mulai banyak lapangan pekerjaan yang digantikan teknologi.
"Sekitar 75 sampai 375 juta orang terdampak great shifting pada sumber daya manusia. Tadinya mereka bekerja, tiba-tiba digantikan teknologi, pekerjaannya hilang," ungkap Nasir saat meresmikan Gedung Perkuliahan dan Auditorium Kampus Timur Universitas Kristen Petra di Surabaya, Senin (11/3/2019).
Advertisement
Ia mengungkapkan, teknologi kini sudah banyak mengambil alih pekerjaan. Tidak hanya pekerjaan fisik, namun juga pekerjaan klerikal.
"Akuntan dalam menghitung manual, pekerjaannya diganti sistem komputer. Ada juga public relation yang digantikan oleh artificial intelligence," tuturnya.
Nasir menyampaikan, mahasiswa dari jurusan manapun kini harus bisa mengerti teknologi agar dapat mulai berwirausaha berdasarkan teknologi dan inovasi. Hal ini termasuk bagi mahasiswa rumpun sosial, ekonomi, dan humaniora.
"Dulu masalah literasi hanya pada membaca, menulis, berhitung. Ini tidak cukup, harus menambah literasi data. Data yang begitu besar, bagaimana kita manfaatkan. Bagi mahasiswa ilmu sosial, tidak bisa mengandalkan model yang ada, harus menambah kemampuan coding, programming. Supaya mereka ke depan menjadi entrepreneurs muda yang baik," papar Mohamad Nasir.
Pertajam Kemampuan Wirausaha
Nasir pun menyarankan perguruan tinggi swasta untuk mencari bakat wirausaha di antara mahasiswanya. Ia juga ingin perguruan tinggi terus mendukung penajaman kemampuan berwirausaha mahasiswa hingga laba dapat tercapai.
"Kalau bisa kreasi yang dihasilkan anak-anak kita mahasiswa, setiap enam bulan sekali ada pameran dengan business gathering mengundang para masyarakat, para investor. Ini akan jadi bisnis tersendiri, sehingga universitas bisa punya holding unit yang bisa menciptakan profit," tandasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement