Kualitas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Terus Membaik

Pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus naik itu juga turut dibarengi penurunan tingkat kemiskinan secara terus menerus.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Mar 2019, 19:00 WIB
Menko Perekonomian Darmian Nasution. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menjamin pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini akan terus membaik. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi nasional terus naik sejak 2015 hingga 2018.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 sebesar 4,79 persen. Kemudian pada 2016 naik sebesar 5,02 persen. Kenaikan terjadi lagi pada 2017 hingga 2018 yang masing-masing sebesar 5,07 persen dan 5,17 persen.

"Walaupun ekonomi dunia melambat, pertumbuhan ekonomi kita naik walaupun pelan- pelan. Tapi itu tanda bahwa ekonomi Indonesia istilahnya cukup kuat terhadap ekonomi dunia yang sedang bergejolak," kata Menko Darmin saat Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan, di Jakarta, Selasa (12/3/2019).

Dia mengatakan pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus naik itu juga turut dibarengi penurunan tingkat kemiskinan secara terus menerus. Kemudian dibarengi penurunan gini ratio dan tingkat pengangguran di Indonesia.

"Secara terus menerus menunjukan bahwa dalam kaidah ekonomi kualitas pertumbuhan ekonomi kita baik," imbuh dia.

Seperti diketahui, penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan di Indonesia pada September 2018 mencapai 25,26 juta orang atau sebesar 9,66 persen. Angka ini menurun 0,28 juta orang dibandingkan Maret 2018.

Kemudian tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh gini ratio sebesar 0,384 pada September 2018. Angka tersebut menurun sebesar 0,005 poin jika dibandingkan dengan gini ratio Maret 2018 yang sebesar 0,389.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan gini ratio September 2017 sebesar 0,391, turun sebesar 0,007 poin. Adapun jumlah pengangguran di Indonesia berkurang sebanyak 40.000 dalam satu tahun terakhir. Hal ini sejalan dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang turun menjadi 5,34 persen pada Agustus 2018

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com


Solusi Menteri Darmin Hadapi Perlambatan Ekonomi Dunia

Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution memberi sambutan saat membuka perdagangan saham perdana 2019 di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (2/1). IHSG menguat 10,4 poin atau 0,16 persen ke 6.204 pada pembukaan perdagangan saham 2019. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, Indonesia perlu meningkatkan ekspor produk nonmigas. Hal ini guna memperkuat ekonomi Indonesia di tengah kondisi ekonomi global yang tengah tidak baik.

Darmin menyatakan, harus diakui saat ini pertumbuhan ekonomi dunia memang mengalami perlambatan. Proyeksi pertumbuhan yang diumumkan oleh IMF dan Bank Dunia (World Bank) pun terkoreksi turun.

"Memang kita perlu sekali ekspor itu meningkat dengan baik. Kita sepakat memang harus diakui ekonomi dunia bukan makin baik tapi makin tidak baik. Coba proyeksinya IMF World Bank. Makin lama makin turun. Nanti pertengahan tahun akhir tahun turun lagi. Artinya memang ekonomi dunia sedang tidak baik," ujar dia dalam Raker Kementerian Perdagangan di Jakarta, Selasa (12/3/2019).

Dalam situasi seperti ini, lanjut Darmin, mau tidak mau Indonesia harus terus menggenjot ekspor. Meski ekspor ke negara utama seperti Amerika Serikat (AS) dan China mengalami penurunan, namun masih terbuka negara tujuan lain yang bisa dimanfaatkan untuk menggenjot ekspor.

"Dalam situasi seperti ini Pak Enggar (Menteri Perdagangan) harus melakukan untuk mencari market. Yang lebih repot adalah ekspor utama kita itu ke China sama AS. Dua-duanya melambat. Sehingga artinya apa, ini harus mencari negara lain atau komoditas lain," kata dia.

Meski demikian, Darmin menyatakan upaya untuk mendeversifikasi negara tujuan ekspor bukan perkara yang gampang. Butuh kepercayaan dari negara lain agar produk Indonesia bisa diterima dengan baik.

"Itu upaya yang selalu bukan upaya sebulan dua bulan langsung jadi. Itu membangun kepercayaan. Barang itu kan ada trust-nya juga kalau orang enggak percaya barang kita bagus, ya dia ambil ke negara yang lebih dipercaya," tandas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya