Pekan Glaukoma Dunia: Siapa Saja yang Berisiko Terkena?

Setiap tanggal 10-16 Maret, dunia memperingati World Glaucoma Week atau Pekan Glaukoma Dunia.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 12 Mar 2019, 20:21 WIB
Di Indonesia, kepedulian terhadap penyakit mata yang disebut-sebut sebagai penyebab kebutaan kedua setelah katarak ini meningkat sejak aktris senior Aminah Cendrakasih dikabarkan terkena glaukoma. (Foto: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Setiap tanggal 10-16 Maret, dunia memperingati World Glaucoma Week atau Pekan Glaukoma Dunia. Peringatan ini digagas oleh World Glaucoma Association dan World Glaucoma Patient Association sejak 10 tahun silam, mengutip laman wga.one. Tujuannya tak lain untuk meningkatkan kepedulian (awareness) masyarakat akan bahaya penyakit mata tersebut.

Di Indonesia, kepedulian terhadap penyakit mata yang disebut-sebut sebagai penyebab kebutaan kedua setelah katarak ini meningkat sejak aktris senior Aminah Cendrakasih dikabarkan terkena glaukoma.

Sudah hampir enam tahun indra penglihatan pemeran Mak Nyak dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan itu tak berfungsi akibat glaukoma. Semula Aminah Cendrakasih tak menduga dirinya terserang glaukoma. Menurut keterangan putrinya, Lala, Aminah sudah merasakan matanya bermasalah sejak kurang lebih 11 tahun, namun penglihatannya tak lagi berfungsi pada enam tahun terakhir.

Mengutip laman WebMD, glaukoma adalah kondisi yang menyebabkan saraf optik mata dan bisa bertambah parah seiring waktu. Glaukoma kerap dikaitkan dengan tekanan pada mata yang semakin meningkat. Penyakit mata ini cenderung didapat karena faktor keturunan dan baru akan muncul setelah usia lanjut.

Sementara, menurut dr Karunia Ramadhan, meningkatnya tekanan di dalam bola mata disebabkan ketidakseimbangan antara produksi dan pembuangan cairan dalam bola mata. Seperti dikutip dari KlikDokter, kondisi tersebut merusak jaringan saraf halus di retina dan belakang bola mata.

Gejala glaukoma terbagi dua, glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. Penderita glaukoma akut akan merasakan gejala berupa padangan seperti pelangi, padangan menurun mendadak, sakit kepala, mual, dan muntah. 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 


Siapa berisiko terkena glaukoma?

Seperti disinggung dalam laman WebMD, dr Karunia Ramadhan juga menyebut faktor risiko glaukoma bisa disebabkan oleh genetik atau keturunan.

"Seseorang dengan riwayat keluarga memiliki glaukoma, cenderung memiliki risiko menderita penyakit ini lebih besar dibandingkan orang yang tidak memiliki riwayat glaukoma dalam keluarga."

dr Karunia Ramadan juga menyebut, faktor lain glaukoma adalah semakin senjanya usia (40 ke atas) dan penderita yang berkacamata baik miopia atau hipermetropia juga berisiko.

Terakhir yang berisiko terserang glaukoma diantaranya mereka yang punya riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi, sering mengalami migrain, riwayat kecelakaan pada kepala dan riwayat operasi pada mata sebelumnya, serta pengguna obat-obat steroid dalam jangka waktu lama.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya