Demi Anak Kuliah di Tempat Elit, 2 Aktris Hollywood Terjerat Skandal Suap

Dari 50 terdakwa, 33 diantaranya orang tua dan pelatih perguran tinggi dan selebihnya adalah aktris, CEO serta tokoh-tokoh terpandang Amerika.

oleh Ayu Lestari Wahyu Puranidhi diperbarui 13 Mar 2019, 20:00 WIB
Ilustrasi Kasus Suap (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, New York - Dua aktris Hollywood, Lori Loughlin dan Felicity Huffman termasuk dalam 50 orang tua yang melakukan kasus suap demi anak-anaknya untuk dapat masuk ke perguruan tinggi elit Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari laman CNBC, kasus penyuapan ini menjadi kasus penyuapan terbesar yang pernah dituntut oleh Departemen Kehakiman AS dengan tuduhan orang tua menyuap hingga USD 25 juta atau Rp 356,6 miliar (Kurs USD 1 = Rp 14.266).

"Kasus ini menjadi penambah cerita panjang dari sering terjadinya kasus korupsi dalam penerimaan mahasiswa di perguruan tinggi elit di AS," ujar Jaksa  Massachusetts Andrew Lelling.

Operation Varsity Blues, pihak penyelidikan FBi mengungkap jaringan orang tua kaya yang meyuap para pelatih untuk dapat memasukan anak-anak mereka ke perguruan tinggi elit seperti Yale dan Stanford. Dengan menyuap, para orang tua kaya ini berharap anak-anak mereka dapat dengan mudah mengikuti tes dan menjadi kandidat kuat murid di perguran tinggi tersebut.

John Bonavolonta, agen khusus FBI mengatakan, beberapa orang tua bisa menghabiskan USD 200 ribu hingga USD 6,5 juta untuk mendapatkan jaminan masuk di sekolah pilihan mereka.

"Ini sangat memalukan, mereka begitu egois," tambahnya.

Menurut rekaman panggilan telepon dari FBI, Lori dan suaminya Mossimo Giannulli, setuju untuk membayar suap sebesar USD 500 ribu atau Rp 7,1 miliar untuk memasukkan kedua putri mereka ke University of Southern California.

Sementara, Feliicity Huffman dan sang suami, William H. Macy siap membayar USD 15 ribu atau Rp 214 juta untuk meloloskan putrinya dari tes SAT.

 


Terdakwa lainnya merupakan orang penting AS

Ilustrasi penyuapan (iStockphoto)

Dari 50 terdakwa pemberi suap, 33 orang tua dan pelatih perguran tinggi, selebihnya merupakan aktris, CEO bahkan tokoh-tokoh terpandang Amerika.

John Bonavolonta menambahkan, kasus penyuapan ini jika dibiarkan akan semakin menumbuhkan budaya korupsi serta keserakahan orang-orang kaya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Selain itu, ini dapat menutup kesempatan bagi siswa lainnya yang memiliki kompetensi diatas rata-rata yang bekerja keras, dan memiliki nilai bagus untuk dapat memiliki kesempatan bersekolah di sekolah-sekolah bagus ini.

Jaksa penuntut mengatakan tokoh dibalik semua kejadia ini merupakan William Rick Singer, pendiri The Edge College & Career Network, LLC atau yang dikenal "The Key" yang berbasis di Pantai Newport, California.

Para orang tua kaya ini membayar William mulai dari USD 15 ribu hingga USD 75 ribu untuk per tesnya, SAT atau ACT.

Jaksa mengatakan, William menggunakan uang tersebut untuk menyuap dua orang yang mengurus ujian yang ada, Igor Dvorsiky, dari Los Angeles, dan Lisa "Niki" Williams, dari Houston.

Mark dibayar sekitar USD 10 ribu per tesnya. Uang ini disalurkan melalui akun amal yang didirikan William.

Total dari 2011 hingga bulan lalu, para orang tua kaya tersebut telah membayar William sekitar USD 25 juta untuk meyuap para pelatih dan administrator universitas untuk membuat anak-anak mereka terlihat sebagai bintang dari segala bintang.

Bahkan selain Lori dan Felicity, ada orang tua kaya lainnya yang rela membayar William hingga USD 1,2 juta untuk membuat putri mereka masuk ke Yale University.

FBI mengatakan penyelidikan ini melibatkan lebih dari 200 agen yang menyebar di enam negara bagian. Penyelidikan ini dimulai Mei tahun lalu.

John Bonavolonta mengatakan setelah 10 bulan upaya investigasi ini mengungkap bahwa orang-orang kaya tersebut telah mencuri dan merampak hak-hak siswa lainnya untuk dapat bersekolah di universitas elit tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya